Page 227 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 227

segar dalam dengkuran teratur. Dan menderita karena lelah, Alamanda
              menggelar matras di lantai dan tidur di sana tak memiliki sedikit pun
              niat untuk tidur berdampingan dengan suami nya sebagaimana pengan-
              tin kebanyakan. Tapi di luar yang diduganya, Sang Shodancho terba-
              ngun pada dini hari dan dengan serta-merta terkejut mendapati dirinya
              melewatkan malam pengantin begitu saja. Lebih terkejut lagi mendapati
              pengantin perempuan tergeletak di lantai beralaskan matras tipis, dan
              sambil mengutuki dirinya sen diri atas pandangan tak termaafkan itu,
              Sang Shodancho segera turun dan mengangkat tubuh istrinya. Menidur-
              kannya di atas tempat tidur.
                 Saat itu Alamanda terbangun dan melihat Sang Shodancho ter-
              se  nyum sambil berkata betapa konyolnya mereka melewatkan malam
              pengantin tanpa berbuat apa pun, dan saat Sang Shodancho me nang-
              gal kan seluruh pakaiannya sendiri sehingga kini ia telanjang bulat di
              depan istrinya, Alamanda berbalik membelakanginya sambil berkata,
              ”Bagaimana jika aku mendongeng sebelum kita bercinta?”
                 Sang Shodancho tertawa sambil berkata bahwa itu tampaknya usul
              yang menarik, lalu ia naik ke atas tempat tidur berbaring di belakang
              Alamanda sambil memeluk tubuh istrinya yang masih berpakaian leng-
              kap, menciumi rambutnya sambil berkata lagi, ”Mu lailah mendongeng,
              aku telah begitu ingin bercinta.”
                 Maka Alamanda mulai mendongeng, tentang apa saja yang bisa ia
              ceritakan, sebisa mungkin sebuah cerita yang tak pernah ada ujungnya,
              yang melingkar-lingkar hanya agar tak pernah ada waktu bagi mereka
              untuk bercinta. Tak pernah bercinta bahkan sampai mereka mati atau
              sampai akhir dunia. Sementara Alamanda terus mendongeng, Sang
              Shodancho menjelajahi seluruh tubuh Alamanda dengan kedua tangan-
              nya, dan tak sabar menanti akhir cerita yang bahkan entah sampai
              di mana. Ia mulai meraba-raba kancing gaun malam yang dikenakan
              Ala manda dan satu per satu dibukanya. Saat itu Alamanda mencoba
              bertahan dengan me rapatkan tubuhnya menekuk, tapi dengan kekuatan
              tangannya Sang Shodancho berhasil membuatnya telentang kembali
              dan bahkan membalikkannya dengan sangat mudah. Kini laki-laki
              telanjang itu berguling ke atas tubuh istrinya. Alamanda men do rong
              Sang Shodancho hingga ia terguling ke samping, lalu ia ber  kata pada

                                           220





        Cantik.indd   220                                                  1/19/12   2:33 PM
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232