Page 222 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 222
surat ke dalam amplop yang akan dibaca Kliwon beberapa hari setelah
itu, ia pergi ke kantor rayon militer, mem peroleh penghormatan yang
tak semestinya dari prajurit penjaga kandang monyet di gerbang, dan
seba gaimana Maman Gendeng pernah datang ke sana, ia masuk ke kan-
tor Sang Shodancho tanpa mengetuk pintu. Sang Shodancho tengah
duduk di belakang meja memandangi dua buah foto Alamanda yang
ada di tangannya dan delapan foto lainnya bergeletakkan di atas meja.
Ketika Alamanda masuk secara tiba-tiba, Sang Shodancho begitu terke-
jut dan mencoba menyembunyikan foto-foto tersebut tapi Alamanda
memberi isyarat untuk tak melakukan itu, dan kemudian gadis tersebut
berdiri di depan Sang Shodancho dengan sebelah tangan tertekan di
meja dan sebelah tangan yang lain bertolak pinggang.
”Aku baru tahu itulah yang dilakukan lelaki waktu gerilya,” kata
Alamanda sementara Sang Shodancho memandangnya dengan tatapan
seorang pendosa yang tampak menderita karena rasa cinta, ”Kau harus
mengawiniku tanpa aku pernah mencintaimu, atau aku akan bunuh
diri setelah kukatakan kepada semua orang di kota apa yang telah kau
lakukan terhadapku.”
”Aku akan mengawinimu, Alamanda,” kata Sang Shodancho.
”Baik dan urus sendiri pesta perkawinannya.” Setelah itu Alamanda
pergi lagi tanpa mengatakan apa pun.
Seminggu setelah hari itu, pesta perkawinan mereka telah menjadi
pembicaraan publik di setiap kesempatan mereka bertemu dan bi cara,
membicarakannya dalam spekulasi-spekulasi, yang tulus maupun sem-
brono. Meskipun begitu, penduduk Halimunda yang telah menjadi
terbiasa pada apa pun tak terlampau terkejut dengan berita tersebut dan
beberapa orang bahkan mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa
Alamanda dan Sang Shodancho adalah pasangan paling serasi yang
pernah dibayangkan manusia di muka bumi; seorang gadis cantik anak
pelacur paling disegani kawin de ngan seorang mantan pemberontak
yang pernah diangkat jadi Panglima Besar, tak ada yang lebih pantas
daripada itu. Beberapa di antara yang lain berkata bahwa Sang Shodan-
cho kenyataannya memang lebih pantas daripada si tukang onar Kli-
won, dan Alamanda bukan orang bodoh untuk mengetahuinya.
Tapi ada banyak sahabat Kliwon di kota itu; mereka adalah para
215
Cantik.indd 215 1/19/12 2:33 PM