Page 220 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 220
mem balas kata-katanya, kecuali melihat Sang Shodancho dengan pan-
dangan yang masih kabur berdiri dan turun dari tempat tidur, meng-
ambil pakaiannya kembali dan mengenakannya.
Setelah itu Sang Shodancho juga mengambil pakaian gadis itu dan
mengenakannya satu per satu pada tubuh Alamanda sambil ber kata
bahwa sudah saatnya mereka keluar dari hutan dan pulang ke rumah.
Kini Alamanda telah berpakaian lengkap kembali seolah tak terjadi apa
pun sebelum itu. Tapi ia sama sekali belum pulih se bagaimana semula,
masih terbius oleh racun entah apa. Ia hanya teringat bahwa itu terjadi
setelah meminum jus buah.
Ia kembali merasa melayang ketika Sang Shodancho mengang kat-
nya dari tempat tidur. Kali ini tak memanggulnya di atas bahu, tapi
me mangkunya dengan kedua tangannya yang kuat itu, yang di masa
lampau mungkin pernah membopong meriam tangan atau melarikan
seorang anak buah yang terluka dalam pertempuran melawan Belanda.
Kini Alamanda berbaring di tangannya sementara Sang Shodancho
berjalan meninggalkan gubuk gerilya menuju truk. Ia didudukkan di
samping Sang Shodancho, sementara lelaki itu mengemudikan truk
melalui jalan tanah melintasi hutan yang gelap dan rapat.
Ia langsung membawa gadis itu pulang ke rumahnya. Alamanda
mengenang perjalanan itu hanya sebagai deretan cahaya yang redup.
Ketika mereka sampai di rumah, Sang Shodancho keluar dari truk mem-
bopong tubuh Alamanda, disambut oleh Dewi Ayu yang mem bantu
Sang Shodancho membawa gadis itu ke kamarnya. Ia di ba ringkan di
atas tempat tidur sementara Dewi Ayu bertanya apa yang terjadi. Sang
Shodancho menjawab dengan tenang seolah itu bukan sesuatu yang
perlu dikhawatirkan:
”Ia cuma mabuk perjalanan.”
”Sebab kau mengguncang tubuhnya tanpa izin, Shodancho,” jawab
Dewi Ayu, yang perjalanan hidupnya telah membuat ia mengetahui
lebih banyak hal tanpa seorang pun mengatakan yang se benarnya.
”Jangan pikir kau beruntung karena memenangkan perang.”
Alamanda ditinggalkan sendiri di dalam kamar, untuk pertama kali-
nya merasakan bahwa air mata mulai membasahi pipinya dan semuanya
terasa semakin gelap sebelum ia sungguh-sungguh tak sadarkan diri.
213
Cantik.indd 213 1/19/12 2:33 PM