Page 232 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 232
mungkin dikebiri. Betapa kacaunya Sang Shodancho demi mendengar
hal itu akhirnya, bergejolak dalam rasa malu dan kemarahan yang di-
campur dengan ketidakberdayaan. Di luar urusan tempat tidur dengan
istrinya, ia akui bahwa per ka win annya sangat membahagiakan sejauh
Alamanda bisa menempatkan diri menjadi istri yang mesra sebagaimana
seharusnya, tak peduli apakah ia bersandiwara atau tidak. Tapi bagai-
mana pun tak selamanya ia bisa membuang bakal-bakal bayi mereka
ke lubang toilet dan ia sungguh-sungguh mulai menyadari betapa satu
tahun telah berlalu dan ia belum berhasil membobol pelindung besi
sialan itu.
Akhirnya suatu malam setelah berbulan-bulan tak pernah tidur di
ranjang yang sama, Sang Shodancho masuk ke kamar tempat biasa-
nya Alamanda tidur dan menemukan istrinya tengah mengenakan
pakai an tidur. Sang Shodancho menutup pintu dan menguncinya, lalu
meng hampiri Alamanda yang menatapnya dengan penuh ke cu rigaan
sambil meraba selangkangannya memastikan bahwa pelindung besinya
masih terpasang dengan baik. Sang Shodancho kemudian berkata pada
istrinya, ”Bercintalah denganku, Sayang.” Suaranya tam pak memelas.
Alamanda menggeleng dan membelakanginya untuk bersiap naik
ke atas tempat tidur. Sang Shodancho tiba-tiba menangkap tubuhnya
dari belakang, menarik pakaian tidur istrinya begitu kuat hingga sobek
terkoyak dan menanggalkannya. Sebelum Alamanda melakukan reaksi
apa pun, Sang Shodancho telah mendorongnya ke atas tempat tidur
membuatnya tersungkur dan telentang di atas kasur. Ketika ia melihat
suaminya, Sang Shodancho telah menelanjangi dirinya sendiri dan se-
gera melompat ke atas tubuhnya. Alamanda mencoba melawan, menolak
tubuh suaminya dengan cara mendorongnya sekuat tenaga tapi Sang
Shodancho begitu erat mendekap, menciuminya begitu liar dan meremas
buah dadanya dengan penuh nafsu. ”Kau memerkosaku, Shodancho!”
jerit Alamanda saat mencoba berguling ke samping menghindar. Tapi
Sang Shodancho terus memburunya, meng him pit nya dan menjelajahi
setiap wilayah tubuhnya. ”Shodancho setan, iblis, brengsek, terkutuk,
perkosalah aku dan tombakmu akan patah menghantam perisai besiku!”
kata Alamanda akhirnya. Ia tak lagi mencoba melawan dan membiarkan
Sang Shodancho berusaha sia-sia mencumbu dirinya.
225
Cantik.indd 225 1/19/12 2:33 PM