Page 309 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 309

Sementara itu telah dua jam ia menunggu koran paginya di beranda
              ditemani Adinda. ”Awal Oktober yang aneh,” keluhnya seperti tak
              ditujukan pada siapa-siapa. Dan seperti orang gila, ia mulai menceracau,
              ”Mungkin bocah itu menabrak pohon.” Ia benar-benar dibuat gelisah
              oleh ketidakmunculan koran-koran tersebut, seolah ia mengetahui se-
              suatu yang jauh lebih buruk akan tiba menyusul menghilangnya koran-
              koran pagi tersebut. Ia berdiri dan mulai mondar-mandir, menjelajahi
              beranda berkali-kali diikuti pandangan Adinda yang ikut menjadi
              cemas atas keadaan dirinya, lalu mulai melangkah ke halaman kem-
              bali dan menengok jalan raya melalui pintu gerbang. Ia masih meng-
              harapkan bocah pengantar koran datang meskipun hari sudah siang.
                 Beberapa orang mulai berdatangan kembali dan melaporkan keada-
              an demonstrasi di jalan-jalan. Pihak militer tampaknya telah be rsiap-
              siap di segala penjuru, seluruh prajurit kota itu turun ke jalan yang sama
              meskipun mereka belum melakukan apa pun, dipimpin langsung oleh
              Sang Shodancho yang memperoleh ke per ca yaan begitu besar, serta di-
              dorong kebencian pribadinya terhadap Kamerad Kliwon.
                 ”DN Aidit telah ditangkap,” seseorang yang lain melaporkan.
                 ”Nyoto dieksekusi,” laporan lain datang.
                 ”DN Aidit bertemu presiden.”
                 Semua laporan tampaknya begitu simpang-siur, dan satu-satunya
              infor masi yang bisa didapat hanyalah radio yang sama sekali tak bisa
              dipercaya, sebab sejak pagi hari mereka melaporkan hal yang sama
              se olah itu telah direkam dan kasetnya diputar berulang-ulang: telah
              terjadi kudeta yang gagal dari Partai Komunis karena tentara segera menye-
              lamatkan negara dan mengambil-alih kekuasaan untuk sementara. Laporan
              baru datang: presiden berada dalam tahanan rumah. Semuanya serba
              membingungkan.
                 ”Berbuatlah sesuatu,” kata Adinda.
                 ”Apa?” tanya Kamerad Kliwon. ”Bahkan Sovyet dan Cina tak mem-
              bantu apa pun.”
                 ”Lalu apa yang akan kau lakukan?”
                 ”Aku akan terus menunggu koran-koran itu.”
                 Keadaan yang simpang-siur membuat aksi demonstrasi dan pemo-
              gokan itu direncanakan akan diperpanjang sampai malam, dan siang,

                                           302





        Cantik.indd   302                                                  1/19/12   2:33 PM
   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314