Page 306 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 306

”Ini seperti penyihir kehilangan sapunya,” kata Kamerad Kliwon
                 tiba-tiba.
                    ”Siapa dan apa?” tanya Adinda sedikit terkejut.
                    ”Aku,” jawab Kamerad Kliwon, ”dan koran.”
                    Itu benar-benar menyebalkan bagi Adinda. Ia tengah berpikir
                 tentang demonstrasi besar-besaran yang tengah dilakukan orang-orang
                 komunis di jalan-jalan Halimunda, sementara mereka berdua masih
                 duduk di beranda markas menunggu koran yang tak mungkin datang. Ia
                 membayangkan demonstrasi itu menyerupai karnaval, sebab arak-arak-
                 an orang komunis selalu menyerupai karnaval. Kelak bertahun-tahun
                 kemudian, ia akan segera menyadari, sejak Partai Komunis dilarang ia
                 tak pernah lagi melihat arak-arakan yang menyerupai karnaval itu di
                 jalan-jalan, kalaupun ada tak akan pernah semeriah yang dilakukan
                 orang-orang komunis. Semua kendaraan akan dihias dan semua ruas
                 jalan akan dilalui. Biasanya Kamerad Kliwon ada di tengah-tengah
                 mereka, pada sebuah mobil terbuka dengan topi pet buruh yang diper-
                 olehnya dari Kamerad Salim, melambai-lambaikan tangan dan gadis-
                 gadis menjerit histeris di pinggir jalan.
                    Keberhasilan yang dicapai dalam dua tahun terakhir tidaklah diper-
                 oleh dengan sangat mudah. Partai-partai yang menjadi musuh mereka
                 dibuat bungkam oleh fenomena mereka yang fantastis, dan berdoa
                 se moga pemilihan umum tak akan pernah dilaksanakan dalam waktu
                 dekat. Beberapa partai mencoba berdiri di belakang mereka, mengaku
                 sebagai sesama revolusioner sambil mencoba me nunggu orang-orang
                 komunis lengah untuk menikamnya dari be lakang. Semuanya tidak-
                 lah dicapai dengan begitu mudah, tapi melalui dua tahun kerja yang
                 melelahkan. Ada desas-desus bahwa Kamerad Kliwon telah mengalami
                 dua kali usaha pembunuhan yang misterius. Di suatu malam ia tiba-tiba
                 ditikam oleh seseorang yang segera menghilang tanpa jejak. Seseorang
                 yang lain sempat me lemparkan granat tangan ke jendela kamarnya.
                 Tapi ia sehat-sehat saja, dan berkata dalam rapat umum di lapangan
                 bola yang dipenuhi para simpatisan bahwa ia memaafkan siapa pun
                 calon pembunuh tersebut. Ia menyebut mereka sebagai orang yang tak
                 mengerti cita-cita komunisme yang anti penindasan manusia satu atas
                 manusia lainnya. Itu membuat reputasi dirinya, dan juga Partai, semakin
                 meningkat hingga anak-anak kecil pun memuji-mujinya.

                                             299





        Cantik.indd   299                                                  1/19/12   2:33 PM
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311