Page 303 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 303

”Mari kita turun ke jalan,” kata Kamerad Yono.
                 ”Pergilah,” kata Kamerad Kliwon. ”Aku tetap di sini, menunggu
              koran-koranku datang.”
                 Tak seorang pun memprotesnya. Mereka mencoba memakluminya
              sebagai sikap depresi pemimpin Partai yang menghadapi situasi ser ba
              darurat ini. Mereka kemudian meninggalkannya, duduk di kursi beranda
              menunggu koran-koran yang tak akan pernah datang, hanya ditemani
              si gadis Adinda.
                 Telah dua tahun ia memimpin Partai di kota itu, dan dua tahun juga
              menempati markas di ujung Jalan Belanda tersebut. Markas tersebut
              sebenarnya sebuah rumah besar berlantai dua, dengan bendera Partai
              berkibar di halamannya bersama bendera Merah Putih. Hampir seluruh
              dindingnya dicat merah menyala, dengan ornamen palu dan arit dari
              tembaga tertempel di pintu masuk. Di ruang utama, persis jika seseorang
              memasuki tempat tersebut, akan tampak foto besar Karl Marx dalam
              lukisan cat minyak, serta lukisan lain di dinding kiri dalam gaya realis-
              me sosialis Sovyet masa-masa Zdanovisme. Kamerad Kliwon tinggal di
              salah satu kamar, dan ada beberapa pen jaga markas juga tinggal di ru-
              mah tersebut. Mereka sesungguhnya memiliki radio serta telepon. Tapi
              Kamerad Kliown tak suka men de ngarkan radio, itulah alasan kenapa
              ia begitu terlambat mendengar kabar penting tersebut, dan sebaliknya
              ia lebih menikmati membaca koran.
                 Sebuah kantor baru dan ia tak lagi pergi melaut di malam hari
              karena waktu-waktunya yang semakin sibuk, meskipun ia tak kehilang-
              an kebiasaan untuk bangun pagi-pagi dan duduk di beranda membaca
              tiga buah koran sambil minum kopi. Tapi koran-koran itu tak datang
              hari ini dan ia masih mengeluhkannya, meskipun semua orang telah
              men jelaskan bahwa kantor-kantor koran diduduki tentara dan tinta
              cetak telah diganti dengan darah orang-orang komunis.
                 Selama dua tahun memimpin Partai Komunis di kota itu, Kamerad
              Kliwon berhasil mengorganisir para buruh perkebunan dan para petani
              dalam serikat-serikat buruh dan tani, dan ia mengorganisir belasan pe-
              mogokan yang gemilang. Partai Komunis kota itu mencatat seribu enam
              puluh tujuh anggota yang aktif membayar iuran, ribuan simpatisan,
              separuhnya selalu rutin datang pada setiap rapat raksasa di lapangan

                                           296





        Cantik.indd   296                                                  1/19/12   2:33 PM
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308