Page 298 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 298

Kamerad Kliwon berdiri di ujung perahu, berkata lantang pada orang-
                 orang di geladak kapal dengan suara yang menggema di keheningan
                 laut: ”Para sahabatku, melompatlah dan naik ke perahu kami, kapal
                 se gera terbakar.”
                    Meskipun si nahkoda kapal berteriak-teriak marah pada ancaman
                 tersebut dan menyuruh buruh-buruhnya untuk melawan, namun dalam
                 kepanikan justru ia sendiri yang melompat terjun ke laut pertama kali
                 dan berenang menuju perahu terdekat. Ia memarahi orang di atas pe-
                 rahu, dan terkapar tak sadarkan diri setelah seseorang menghajarnya.
                 Sementara para buruh kapal berlomba-lomba melompat ke laut dan
                 berenang menuju perahu-perahu mereka, para nelayan mulai bersorak-
                 sorai penuh kegembiraan seolah tengah merayakan satu pengorbanan
                 suci. Seseorang bahkan mulai menyanyikan In ter nationale dengan cara
                 yang aneh dan beberapa yang lain mengikutinya. Itu merupakan pesta
                 mereka yang paling indah.
                    Kantong-kantong plastik berisi bensin mulai melayang meng hunjam
                 geladak kapal yang kosong, dan setelah kapal banjir bensin, obor mulai
                 melayang dan api menjilat bensin. Perahu-perahu itu segera menyingkir
                 sementara tiga api unggun menyala hebat di tengah laut, lalu ketika
                 ketiganya meledak dahsyat, para nelayan yang telah menyingkir jauh
                 bersorak gembira sambil berseru, ”Hidup Serikat Nelayan! Hidup Partai
                 Komunis! Kaum buruh sedunia, bersatulah!”
                    ”Jika revolusi berhasil,” kata Kamerad Kliwon pada para sa ha batnya,
                 ”semua orang akan buang tai dengan cara yang sama.”
                    Sang Shodancho telah mendengar semua itu. Seseorang melapor-
                 kan bahwa pemimpin kerusuhan itu adalah Kamerad Kliwon. Mereka
                 melakukannya pada tengah malam buta ketika penjagaan telah me-
                 longgar karena dianggap mereka tak akan melakukan itu setelah
                 berbulan-bulan tak terlihat kecurigaan apa pun. Tak ada korban karena
                 para buruh kapal telah menyelamatkan diri dengan meloncat ke dalam
                 air, tapi ketiga kapal itu telah hancur meledak dalam puing-puing se-
                 belum ditenggelamkan.
                    Mendengar laporan itu Sang Shodancho hanya membuang napas
                 pen dek dan berpikir bahwa ia masih bisa memperoleh kapal penang-
                 kap ikan baru dengan pengamanan yang lebih ketat. Ia sama sekali

                                             291





        Cantik.indd   291                                                  1/19/12   2:33 PM
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303