Page 333 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 333

petak tubuh istrinya dalam elusan yang demikian lem but membuat sang
              istri menggeliat dalam desahan berbisik. Lelaki itu kemudian naik ke
              atas tempat tidur, tampak tak tergesa-gesa setelah ditempa bertahun-
              tahun penantian, mencium dahi istrinya sebelum mencium pipi dan
              bibirnya dalam ciuman panjang yang panas membara. Maya Dewi
              mem buka pakaian lelaki itu dalam gerakan halus membuat lelaki itu
              tak menyadari bahwa kemudian mereka telah sama-sama telanjang.
                 Mereka larut dalam malam pertama yang meriah dan nyaris tanpa
              akhir, berlalu hingga berminggu-minggu setelah itu. Mereka nyaris tak
              pernah keluar rumah bagaikan pengantin baru sesungguhnya, bercinta
              dari senja sampai pagi dan dari pagi hingga senja. Hanya keluar kamar
              untuk makan dan minum dan ke kamar mandi dan menghirup udara
              segar sebelum kembali ke tempat tidur. Mereka masih menjalani bulan
              madu yang hebat itu di awal bulan Oktober yang hujan dan berdarah
              di Halimunda, sehingga bahkan mereka tak pernah tahu apa yang telah
              terjadi.

              Alamanda adalah orang terakhir yang mendengar berita tertangkapnya
              Kamerad Kliwon dan rencana eksekusinya pada pukul lima dini hari.
              Berita tersebut diembuskan angin yang menerobos melalui jendela se-
              mentara ia berbaring di kamar menanti suaminya pulang. Ia nyaris tak
              pernah keluar rumah sejak suaminya, Sang Shodancho itu, disibukkan
              oleh urusan awal Oktober yang aneh dan begitu tiba-tiba. Alamanda
              telah dibuat menggigil membayangkan bahwa laki-laki yang diam-diam
              masih dicintainya itu akan mati pada dini hari, mungkin di depan
              sederet regu tembak, mungkin digantung, mungkin ditenggelamkan
              dengan pemberat batu. Atau mati diadu dengan ajak.
                 Ia duduk di ujung tempat tidur dengan selimut melilit, sementara
              matanya menatap tajam pada jam di dinding, melihat jarumnya ber-
              gerak perlahan-lahan namun pasti suatu waktu akan mengakhiri hidup
              bekas kekasihnya, mati atas perintah laki-laki yang kini men jadi suami-
              nya. Mungkin bahkan Sang Shodancho sendiri yang akan melakukan
              eksekusi tersebut.
                 Deretan-deretan nostalgia seketika bermain di dalam benaknya,
              dan ia mulai menangis pada perasaan terasing seperti itu. Seorang diri

                                           326





        Cantik.indd   326                                                  1/19/12   2:33 PM
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338