Page 467 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 467

keluarganya. Alamanda telah kehilangan Sang Shodancho, tak peduli
              betapa ia pernah tak begitu mencintainya, bahkan cenderung mem ben-
              cinya, tapi pernah ada saat-saat ketika ia akhirnya mencintainya dengan
              penuh ketulusan. Dan setelah tak memperoleh dua anak sebelumnya, ia
              bahkan harus kehilangan Nurul Aini yang ketiga itu, mati pada umur
              yang begitu belia. Dan Maya Dewi bahkan harus ke hilangan Rengganis
              Si Cantik dengan lebih tragis: seseorang mem bunuhnya dan melem-
              parkannya ke laut, dan tak seorang pun tahu. Sementara itu suaminya
              kemudian moksa, setelah kehilangan hampir seluruh sahabatnya. Anak-
              nya yang kedua, Adinda, harus melihat suaminya, Kamerad Kliwon itu,
              mati menggantung diri di dalam kamar. Ia masih punya Krisan. Dan
              Si Cantik ternyata bahkan memiliki kekasih. Ia harus menyelamatkan
              apa yang tersisa dari kutukan roh jahat itu. Ia tak akan membiarkan
              Krisan akhirnya diambil pula dari Adinda, dan Si Cantik kehilangan
              kekasihnya, siapa pun ia. Dewi Ayu akan mempertaruhkan apa pun
              untuk melawan roh jahat di depannya.
                 ”Aku harus menghentikanmu,” katanya kemudian.
                 ”Dari apa?” tanya si roh jahat.
                 Dari apa?
                 ”Dari menghancurkan keluargaku.”
                 ”Ha. Ha. Ha. Kehancuran keluargamu bahkan telah ditakdirkan.
              Dendamku tak akan tertahankan oleh apa pun.”
                 Ha. Ha. Ha. Kehancuran keluargamu bahkan telah ditakdirkan. Den-
              damku tak akan tertahankan oleh apa pun.
                 ”Kau tak berhasil memisahkan Henri dan Aneu Stammler,” kata
              Dewi Ayu.
                 ”Sebab salah satunya darah daging kekasihku.”
                 Sebab salah satunya darah daging kekasihku.
                 ”Dan aku cucu Ma Iyang.”
                 ”Itu sudah terlalu jauh.”
                 Itu sudah terlalu jauh.
                 Dewi Ayu mengeluarkan pisau belati dari kantung gaun yang ia
              kenakan. Pisau itu serupa pisau yang dipergunakan para prajurit, begitu
              mengilap dan kukuh. ”Aku menemukannya di kamar Sang Shodancho,”
              katanya entah kepada siapa. Kinkin hanya melihatnya dengan ngeri
              (seorang perempuan yang marah memegang pisau belati!), namun si

                                           460





        Cantik.indd   460                                                  1/19/12   2:33 PM
   462   463   464   465   466   467   468   469   470   471   472