Page 468 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 468

roh jahat hanya tersenyum mengejek. ”Dan aku akan membunuhmu
                 dengan belati ini.”
                    ”Ha. Ha. Ha. Tak ada manusia yang bisa membunuhku,” kata si
                 roh jahat.
                    Ha. Ha. Ha. Tak ada manusia yang bisa membunuhku.
                    ”Boleh kucoba?” tanya Dewi Ayu.
                    ”Silakan.”
                    Silakan.
                    Dewi Ayu menghampirinya sementara si roh jahat hanya tersenyum,
                 dengan cara yang jauh lebih menjijikkan, seolah me nga ta kan betapa
                 bodohnya kau melakukan tindakan sia-sia. Kinkin memalingkan muka-
                 nya, takut bahwa belati itu sungguh-sungguh bisa membunuh si roh
                 jahat, dan ia tak sanggup melihat pembunuhan di depan matanya. Se-
                 telah beberapa detik saling memandang, dengan sekuat tenaga, tenaga
                 seorang perempuan yang memendam kemarahan yang begitu mendalam,
                 mungkin pada akhirnya sekuat dendam si roh jahat, ia menikam bekas
                 suaminya itu. Darah muncrat, dan ia menikamnya lagi, darah keluar
                 lagi, ia menikam lagi, lima tikaman dengan kekuatan yang bertambah
                 dari satu tikaman ke tikaman yang lain.
                    Si roh jahat ambruk ke lantai, mengerang dan memegangi da danya.
                    ”Bagaimana mungkin,” katanya, ”kau bisa membunuhku?”
                    Bagaimana mungkin, kau bisa membunuhku?
                    ”Aku mati pada umur lima puluh dua tahun, atas kehendakku sen-
                 diri, dengan harapan aku bisa menahan kekuatan roh jahatmu,” kata
                 Dewi Ayu. ”Dan hari ini aku datang. Apakah kau percaya pada manusia
                 yang bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun mati? Aku bu-
                 kan manusia, maka aku bisa membunuhmu.”
                    ”Kau berhasil membunuhku, tapi kutukanku akan terus berjalan.”
                    Kau berhasil membunuhku, tapi kutukanku akan terus berjalan.
                    Roh jahat itu kemudian mati, menjadi asap yang begitu pekat dan
                 lenyap ditelan udara. Dewi Ayu memandang si bocah Kinkin.
                    ”Tugasku telah berakhir, aku akan kembali ke dunia orang mati,”
                 katanya, ”Selamat tinggal, Nak, terima kasih atas bantuanmu.”
                    Lalu ia menghilang, berubah menjadi kupu-kupu yang demikian
                 cantik, yang terbang melalui jendela dan lenyap di halaman.

                                             461





        Cantik.indd   461                                                  1/19/12   2:33 PM
   463   464   465   466   467   468   469   470   471   472   473