Page 473 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 473

tahun, dengan tatapan yang demikian lembut, dengan rambut yang
              tersisir rapi ke belakang, dan ia mengenakan pakaian serba gelap yang
              sendu. Ia menggenggam sekuntum bunga mawar, berjalan ke arahnya,
              dan memberikan bunga mawar itu kepadanya dengan sangat hati-hati,
              seolah takut ditolak.
                 ”Untukmu,” kata laki-laki itu, ”Si Cantik.”
                 Si Cantik menerimanya dengan hati berbunga-bunga, dan lelaki itu
              kemudian menghilang. Ia muncul kembali di malam berikutnya, dengan
              bunga mawar yang diberikan kepadanya pula, dan menghilang lagi. Baru
              pada hari ketiga sejak kedatangannya, ia memberikan bunga mawar
              yang lain, dan Si Cantik menerimanya, kemudian le laki itu berkata:
                 ”Besok malam aku akan mengetuk jendela kamarmu.”
                 Seharian itu ia menunggu malam datang dan Sang Pangeran mun cul
              di jendela kamarnya, seperti gadis-gadis yang menanti kencan pertama.
              Ia bertanya-tanya tentang gaun apa yang akan ia pakai, dan dibuat repot
              soal itu di depan cerminnya. Ia lupa pada wajah buruknya, dan mencoba
              merias diri dengan segala yang ada di bekas meja rias ibunya maupun di
              meja rias Rosinah. Rosinah sendiri tak pernah tahu kedatangan lelaki
              itu, dan hanya mengira Si Cantik memetik bunga mawar di halaman
              rumah setiap kali ia ma suk dengan sekuntum bunga mawar. Namun
              ia mulai ke bi ngung an, atau dibuat sedih, ketika melihat kelakuan Si
              Can tik yang berdandan dengan ribut sepanjang hari.
                 ”Seperti kodok yang mencoba berdandan menjadi putri,” katanya
              pada diri sendiri sambil menggosok mata yang basah.
                 Si Cantik berharap bertemu dengan lelaki tua itu, yang suka muncul
              mendadak, malaikatnya yang baik hati, tapi ia tak pernah muncul lagi
              sejak datangnya Sang Pangeran. Padahal ia berharap bertanya banyak
              hal, seperti apa yang harus dilakukan seorang gadis menghadapi kencan
              pertamanya. Apa yang harus dikatakan dan dilakukan jika Pangeran itu
              merayu dirinya. Apa yang harus diperbuat ketika ia mengetuk jendela
              dan ia telah membukanya. Jika mereka harus ngobrol, apa yang harus
              mereka bicarakan. Ia ingin bertemu malaikat baik hatinya, tapi si tua
              itu tak pernah muncul lagi sejak Sang Pangeran datang.
                 Akhirnya ia hanya mengenakan gaun yang biasa ia kenakan sehari-
              hari dan mulai menunggu ketika malam akhirnya datang. Tidak di

                                           466





        Cantik.indd   466                                                  1/19/12   2:33 PM
   468   469   470   471   472   473   474   475   476   477   478