Page 475 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 475

men jawab, ketika Sang Pangeran telah mencium punggung tangan
              kanan nya.
                 Kencan pertama mereka hanya didominasi kata-kata Sang Pa ngeran,
              se    mentara Si Cantik lebih banyak membisu, tersipu malu, meng ang guk
              atau menggeleng, dan tersipu malu lagi. Mereka meng habiskan sa    tu jam
              setengah dengan cara seperti itu, hingga waktunya bagi Sang Pa    ngeran
              untuk pulang. Ia meninggalkan rumah itu se bagaimana ia da   tang: me-
              lom pati jendela. Namun sebelum ia pergi, ia membuat janji kencan lagi.
                 ”Tunggu aku seperti tadi kau menungguku, di akhir pekan.”
                 Di akhir pekan, bagaimanapun, Si Cantik berjanji untuk bicara.
              Ia tak akan lagi membisu, atau hanya tersipu malu, mengangguk dan
              menggeleng. Ia harus bicara dan membuat apa pun yang me  mungkinkan
              agar Sang Pangeran tidak menjadi bosan kemudian. Lelaki tua itu tak
              per nah datang lagi, tapi Si Cantik mulai tak peduli. Ia telah menemu-
              kan seorang pengganti, yang lebih tampan, lebih baik hati, memuja
              dirinya, sering merayu dirinya, dan bahkan mungkin mencintainya. Ia
              berdebar-debar menantikan akhir pekan datang.
                 Sebagaimana janjinya, laki-laki itu datang di akhir pekan, masih
              dengan bunga mawar. Masuk melalui jendela dan duduk di pinggir tem-
              pat tidur ditemani Si Cantik. Mengambil inisiatif pertama, Si Cantik
              bertanya, dengan nada malu-malu yang tak kunjung padam:
                 ”Darimana kau petik mawar-mawar itu?”
                 ”Dari halaman rumahmu.”
                 ”Oh?”
                 ”Aku kurang modal.”
                 Mereka tertawa kecil.
                 Kemudian Sang Pangeran menggenggam kembali tangan Si Cantik,
              dan kali ini Si Cantik ikut balas menggenggam. Tanpa memintanya,
              Sang Pangeran mencium punggung tangannya, mem buat Si Cantik
              kembali pada kebiasaan lama. Tersipu malu-malu. Lalu ia mulai me-
              rasa kan bagaimana lelaki itu mengelus dengan lembut tangannya,
              sentuhan yang begitu membuai, yang membuatnya melayang seperti
              ketika seseorang jatuh dalam ketidaksadaran tidur. Lalu tiba-tiba ia
              telah mendapati lelaki itu persis di hadapannya, wajah lelaki itu di
              depan wajahnya, dan itu membuat detak jan tungnya berdegup semakin

                                           468





        Cantik.indd   468                                                  1/19/12   2:33 PM
   470   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480