Page 463 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 463

”Nak, aku membawa tulang-belulang lelakimu,” katanya, ”ia mati
              dimakan ajak.”
                 ”Itu sudah kuduga, Mama, sejak ia datang dengan sembilan puluh
              enam ekor ajak untuk berburu babi,” kata Alamanda, tak tampak sedih
              sama sekali.
                 ”Bersedihlah sedikit,” katanya, ”paling tidak karena ia tak mewaris-
              kan apa pun kepadamu.”
                 Alamanda menguburkan tulang-belulang tersebut, dengan daging
              tercabik-cabik, mirip tulang-tulang sapi yang dijual potongan untuk sop.
              Untuknya dilakukan upacara militer dan Sang Shodancho di ku burkan
              di taman makam pahlawan. Paling tidak itu disyukuri Alamanda, sebab
              jika lelaki itu dikubur di pemakaman umum, ia khawatir hantunya
              akan berkelahi dengan hantu Kamerad Kliwon. Ia akan damai di sana,
              di taman makam pahlawan, dengan peti mati dan bendera nasional
              menyelimutinya. Ada tembakan meriam untuk memberinya penghor-
              matan terakhir, tapi bagi Alamanda itu terlihat seolah penembakan
              ter hadap hantu suaminya agar mampus semampus-mampusnya, dan itu
              membuatnya sedikit bahagia juga.
                 Kini ia sungguh-sungguh seorang janda, sebagaimana kedua adiknya.
                 ”Aku menyadari dendammu sejak mereka membantai orang-orang
              komunis dan Kamerad itu harus menghadapi regu tembak untuk diek-
              sekusi,” kata Dewi Ayu, kembali pada si roh jahat.
                 ”Ia seharusnya mati saat itu dengan cara yang sangat menyakitkan.”
                 Ia seharusnya mati saat itu dengan cara yang sangat menyakitkan.
                 ”Tapi cinta memperlihatkan kekuatannya,” kata Dewi Ayu. ”Ala-
              manda menghentikannya tepat pada waktu seharusnya ia mati.”
                 Si roh jahat tertawa mengejek, ”Dan …” katanya, ”Dan kemudian
              ia bersetubuh dengannya lebih dari sepuluh tahun kemudian, sejenak
              sebelum ia bunuh diri. Bunuh diri. Bunuh diri. Ia mati. Ha. Ha. Ha.”
                 Dan … Dan kemudian ia bersetubuh dengannya lebih dari se puluh tahun
              kemudian, sejenak sebelum ia bunuh diri. Bunuh diri. Bunuh diri. Ia mati.
              Ha. Ha. Ha.
                 ”Tapi aku telah menyadarinya.”
                 Itu benar. Dewi Ayu telah menyadari bahwa roh jahat itu akan
              me lakukan pembalasan dendam. Waktu itu ia tak mengira akan seke-

                                           456





        Cantik.indd   456                                                  1/19/12   2:33 PM
   458   459   460   461   462   463   464   465   466   467   468