Page 458 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 458

”Bagaimanapun, cepat atau lambat kematian akan datang,” dan
                 melanjutkan, ”ia perempuan kuat sejauh yang aku tahu.”
                    Ia akhirnya memutuskan untuk bermeditasi di gua Jepang ter sebut.
                 Ia berkata pada Romeo agar menunggu di puncak bukit itu se mentara
                 ia akan bermeditasi di gua. Ia memerintahkan lelaki itu untuk berjaga-
                 jaga, siapa tahu para prajurit mencium pelarian mereka dan mengejar nya
                 sampai tempat itu. ”Bangunkan aku jika prajurit-prajurit itu datang,”
                 katanya.
                    ”Mereka akan mati kubunuh sebelum datang,” kata Romeo.
                    ”Suaramu terdengar tak meyakinkan,” kata Maman Gendeng, ”tapi
                 aku percaya padamu.”
                    Maman Gendeng turun ke gua Jepang tersebut dan masuk ke da lam-
                 nya. Apa yang ia duga sungguh benar, itu mirip sel tahanan daripada
                 sebuah benteng pertahanan. Dinding-dindingnya seperti dipahat de-
                 ngan cara sembrono, dan masuk ke dalam hanya mene mu kan ruangan-
                 ruangan dalam bentuk kotak-kotak yang sama. Tak banyak ruangan di
                 dalamnya, hanya empat buah selain ruangan utama. Maman Gendeng
                 duduk di lantai ruangan utama yang lembab, dan memulai meditasinya.
                 Tak lama ia melakukan itu, sam pai kemudian ia moksa. Menghilang
                 menjadi butir-butir cahaya. Ia tak bunuh diri, tapi ia pergi meninggalkan
                 dunia ini dengan mem buang semua tubuhnya, semua materi yang me-
                 ngung kung ji wanya, dan kini ia berbaur dengan segala cahaya, berkilauan
                 seperti kristal dan naik ke atas menuju langit. Tapi sebelum mencapai
                 langit ia melihat empat orang prajurit menodongkan senjata pada Si
                 Ro meo di atas bukit. Ia hendak menolong lelaki itu, dengan me nga-
                 bur kan pandangan para prajurit, sebelum mendengar Romeo berkata:
                    ”Jangan bunuh aku,” katanya pada para prajurit, ”akan kuberitahu
                 di mana Maman Gendeng berada.”
                    ”Baiklah dan katakan,” kata salah satu prajurit.
                    ”Ia melakukan meditasi di dalam gua Jepang itu.”
                    Keempat  prajurit  itu  turun  dan  memeriksa  gua  Jepang  tersebut.
                 Jelas mereka tak akan menemukan Maman Gendeng. Kesempatan itu
                 dipergunakan Romeo untuk melarikan diri, tapi Maman Gendeng tak
                 membiarkan itu terjadi, menahannya sedemikian rupa, hingga Romeo
                 menemukan dirinya berlari tapi tak pernah beranjak dari tempatnya.

                                             451





        Cantik.indd   451                                                  1/19/12   2:33 PM
   453   454   455   456   457   458   459   460   461   462   463