Page 461 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 461

ketika hidup lama tak berhubungan dengannya, sungguh-sungguh telah
              melupakan bahwa Shodancho itu adalah anak menantunya. Ia, Shodan-
              cho itu, berkata bahwa ia telah men je la jahi kota-kota, hutan-hutan,
              selama bertahun-tahun sejak ia mem bantai para begundal kota, untuk
              mencari mayat anaknya yang dicuri seseorang. Ia lelah dan kembali ke
              kota ini tanpa hasil, tapi ia tak punya keberanian kembali pada istrinya,
              Alamanda, maka ia datang ke rumah mertuanya, Dewi Ayu.
                 ”Aku tak memperoleh tokoh yang baik untuk memerankan pem-
              bunuh Shodancho,” kata si roh jahat, ”maka biar kulakukan sen  diri.”
                 Aku tak memperoleh tokoh yang baik untuk memerankan pem bunuh
              Shodancho, maka biar kulakukan sendiri.
                 ”Aku telah tahu sejak awal,” kata Dewi Ayu, ”kau pembuat ko medi
              amatiran.”
                 Tidak, ia sesungguhnya tidak melakukan sendiri, dengan tangan-
              nya. Tapi memang bukan manusia yang membunuh Sang Shodancho.
              Kesepian di hari tua yang menyedihkan, tak punya keberanian ber -
              temu istri yang telah mengusirnya setelah ia membuat adik-adiknya
              men jadi janda, dan kehilangan anak gadis yang paling dicintainya,
              Sang Shodancho menghibur diri dengan sekali-kali pergi ke gubuk
              gerilyanya di tengah hutan tanjung. Gubuk itu ma sih seperti dulu,
              namun tak sekukuh semula, tapi masih cukup untuk membawanya
              pada nostalgia-nostalgia lama dan mencoba menghibur hatinya dengan
              kenangan-kenangan tersebut.
                 Ia juga mencoba menghibur diri dengan menjinakkan kembali ajak-
              ajak liar di sekitar gubuk gerilya. Kemampuannya sudah jauh berkurang,
              ia sudah begitu sangat tua bagaimanapun, dan ia sangat kerepotan me-
              naklukkan ajak-ajak liar tersebut. Tapi ia tetap mencoba memelihara
              beberapa di antara mereka, terutama menangkap anak-anak ajak dari
              sarang-sarang mereka, mencoba menjinakkannya sejak kecil. Namun
              suatu hari induk anak-anak ajak itu datang mencarinya.
                 Ia tengah berbaring di batu tempat dulu ia biasanya makan ber sama
              anak buahnya, batu yang pernah dipakai Rengganis Si Cantik mem-
              baringkan mayat anaknya sebelum melemparkannya pada ajak-ajak,
              ketika ajak betina itu datang bersama gerombolannya. Si ajak betina tak
              menunggu terlalu lama demi melihat musuhnya dalam keadaan lengah

                                           454





        Cantik.indd   454                                                  1/19/12   2:33 PM
   456   457   458   459   460   461   462   463   464   465   466