Page 483 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 483

”Idiot, apa yang kau lakukan?”
                 ”Memanggil rohmu.”
                 ”Itu aku tahu,” kata Rengganis Si Cantik, ”tapi dengar, kau tetap
              tak akan bisa mengawiniku.”
                 ”Aku hanya ingin mengetahui siapa yang membunuhmu, dan izin-
              kanlah aku membalaskan dendam untukmu, dan untuk cintaku,” kata
              Kinkin sambil membungkukkan badan, seolah sungguh-sungguh memo-
              hon di hadapan boneka kayu tersebut.
                 Si boneka kayu, Rengganis Si Cantik, berkata, ”Bahkan seribu tahun
              kau hidup aku tak akan mengatakan siapa yang membunuhku.”
                 ”Kenapa? Tidakkah kau ingin aku membalaskan dendam?”
                 ”Sebab aku begitu mencintainya.”
                 ”Kubunuh ia dan kalian akan bertemu di dunia orang mati.”
                 ”Bujukan murahan.” Dan Rengganis Si Cantik menghilang.
                 Tapi pada akhirnya ia mengetahuinya juga, bukan dari roh Reng-
              ganis Si Cantik, tapi dari roh yang tak ia ketahui. Ia melakukan pilihan
              secara acak, percaya bahwa tak seorang pun kini menghalangi roh-roh
              itu bicara sejujurnya, dan percaya roh-roh mengetahui apa yang tak
              diketahui manusia. Ia memanggil salah satu roh, yang tampaknya tua
              dan rintih, namun suaranya begitu tegas.
                 ”Ha. Ha. Ha. Aku tak sekuat dulu, tapi aku datang lagi, Nak.”
                 Ha. Ha. Ha. Aku tak sekuat dulu, tapi aku datang lagi, Nak.
                 ”Apakah kau tahu siapa pembunuh Rengganis Si Cantik?” tanya
              Kinkin.
                 ”Yap. Krisanlah yang membunuh Rengganis Si Cantik. Bunuhlah
              bocah itu, jika kau sungguh-sungguh mencintai gadis tersebut, dan jika
              kau punya nyali. Ha. Ha. Ha.”
                 Yap. Krisanlah yang membunuh Rengganis Si Cantik. Bunuhlah bocah
              itu, jika kau sungguh-sungguh mencintai gadis tersebut, dan jika kau punya
              nyali. Ha. Ha. Ha.
                 Demikianlah ia membunuh Krisan, di kamar Si Cantik, dengan lima
              tembakan senapan angin yang sangat terlatih.
                 Kemudian selama tujuh tahun ia mendekam di dalam penjara,
              menjadi bulan-bulanan banyak penjahat di sana. Ia disodomi hampir
              seminggu sekali, dipukuli nyaris tiap hari, membagi separuh jatah

                                           476





        Cantik.indd   476                                                  1/19/12   2:33 PM
   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487   488