Page 481 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 481

Mengembalikan Nurul Aini ke kuburannya sama sekali bukan tin dakan
              bijaksana, dan ia dibuat nyaris gila bagaimana ia harus me lenyapkan
              mayat itu dari tempat tidurnya sebelum seseorang me ngetahuinya.
                 Ia nyaris mengurung diri terus di dalam kamar, dengan pintu nyaris
              selalu terkunci, khawatir bahwa ibu dan neneknya akan masuk ke
              kamar dan mengetahui mayat tersebut, sebab ada bau harum yang
              samar-samar datang dari kolong tempat tidur. Ia bahkan menyapu sen-
              diri kamarnya, agar ibu dan neneknya tak berusaha untuk masuk dan
              membersihkan tempat tersebut.
                 Krisan pernah mencoba untuk mencincang tubuh gadis yang di-
              cintainya itu, bermaksud membagi-bagi tubuhnya menjadi po tongan-
              potongan kecil sehingga ia akan dengan mudah mem buang nya. Mung-
              kin menjadi makanan anjing jauh lebih aman dan tak mungkin ditemu-
              kan kembali daripada dikembalikan ke kuburannya. Tapi demi melihat
              wajah cantik itu, wajah yang tak membusuk oleh kematiannya, wajah
              yang seolah ia hanya sedang tidur dan pada waktunya ia akan bangun
              dan mengucek-ucek mata, Krisan tak sanggup melakukannya. Ia begitu
              mencintai gadis itu, dan mem ba yangkan bahwa ia akan mencincangnya
              bahkan membuatnya menangis. Lebih dari itu ia tak memiliki kekuatan
              lagi mengangkat golok yang telah disiapkan, dan mengembalikan Nurul
              Aini yang berselimut kain kafan ke kolong tempat tidur.
                 Ia nyaris akan membuat pengakuan atas semua dosa-dosanya, di
              ujung rasa putus asa, ketika ia menemukan ide cemerlang itu. Ia akan
              melakukannya, dan mengucapkan selamat tinggal pada Ai.
                 Sebagaimana ketika ia pergi ke laut bersama Rengganis Si Cantik
              dan mayat Ai, ia mendandani mayat itu dengan pakaiannya sendiri. Di
              malam hari, menjelang dini hari, ia mengikat mayat itu ke punggungnya
              dan melaju dengan sepeda ke pesisir. Ia mencuri pe rahu sebagaimana
              sebelumnya ia lakukan, bahkan perahu yang sama, sebab tampaknya
              memang telah dibuang pemiliknya. Ia membawa mayat Ai ke tengah
              laut, tidak hanya mayat, tapi juga dua buah batu besar, nyaris dua kali
              besar kepalanya.
                 Ia mencapai tempat ia membunuh Rengganis Si Cantik tepat ketika
              hari baru datang. Tempat itu sangat dalam, bahkan ikan hiu pun tak
              akan menemukannya. Ia mengikat tubuh gadis itu, dengan air mata ber-

                                           474





        Cantik.indd   474                                                  1/19/12   2:33 PM
   476   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486