Page 88 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 88
empat pelacuran Mama Kalong telah ada sejak masa pembukaan
Tbarak-barak tentara kolonial secara besar-besaran. Sebelum itu ia
sebenarnya hanya seorang gadis yang ikut membantu di kedai minum
milik bibinya yang jahat. Mereka menjual tuak tebu dan beras, dan
prajurit-prajurit itu pelanggan mereka yang baik. Meskipun kedatang-
an tentara-tentara di kota itu membuat kedai minum tersebut sema-
kin meriah, namun sama sekali tak membuat si gadis hidup berkecu-
kupan. Sebaliknya, ia disuruh bekerja dari pukul lima dini hari sampai
jam sebelas malam hanya untuk memperoleh jatah makan dua kali
sehari. Tapi kemudian ia mampu memanfaatkan waktu luangnya yang
sedikit itu untuk memperoleh uang sendiri.
Selepas menutup kedai, ia akan pergi ke barak tentara tersebut. Ia
tahu apa yang mereka butuhkan dan mereka tahu apa yang ia inginkan.
Tentara-tentara itu membayarnya untuk telanjang mengangkang di
depan kemaluan mereka. Tiga atau empat prajurit akan menggilir
me nyetubuhinya sebelum ia pulang membawa uang. Lama-kelamaan,
penghasilannya jauh melampaui apa pun yang diperoleh bibinya. Ia
punya naluri bisnis yang baik. Suatu hari, setelah memperoleh omelan
karena bekerja sambil setengah me ngantuk, ia meninggalkan bibinya
dan membuka kedai sendiri di ujung dermaga. Ia menjual tuak tebu
dan beras, dan juga tubuhnya. Ia tak pernah pergi lagi ke barak, tapi
pra jurit-prajurit itu datang ke ke dainya. Di akhir bulan pertama ia telah
memperoleh dua orang gadis dua belas tahunan untuk menemaninya di
kedai minum, se bagai pelayan dan pelacur. Ia telah memulai kariernya
sebagai germo.
Setelah tiga bulan, ada enam pelacur di tempat itu, tidak termasuk
81
Cantik.indd 81 1/19/12 2:33 PM