Page 128 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 128

a yu Utami

               Sophia loren dan Marcello Mastroianni. Ceritanya sedih dan
               mengharukan. Tentang seorang istri yang ditinggal suaminya
               perang. aku jadi terharu pada ayah-ibuku. Mereka juga dua
               manusia  yang  melalui  perang  saudara.  Tak  terbayang  se-
               andainya  ibuku  menyerah  pada  Operasi  Bayi  gerilya.  aku
               tak  akan  mengenal  ayahku  yang  ini.  Pulangnya,  kemesraan
               itu  kugunakan  untuk  membicarakan  hal  yang  sangat  serius
               bagiku.
                   “aku mau belajar ke ITB, Pay.”
                   ayahku mengangguk. Tapi kami sama-sama tahu bahwa
               ibuku memberi satu syarat untuk ia merestui kepergianku ke
               Jawa. aku harus dibaptis sebagai Saksi Yehuwa. Jika tidak, Ibu
               tidak akan memberi restunya. aku tak percaya tetapi ayahku
               percaya bahwa seorang anak harus mendapatkan restu dari
               kedua  orangtuanya  agar  hidupnya  lapang  dan  bahagia.  aku
               sebetulnya ingin kabur saja jika Ibu keras kepala, tetapi aku
               menimbang ayahku.
                   “anggaplah baptisan itu sebagai tiket ke Jawa,” kata ayah.
               “Kamu tak usah peduli, tak usah bantah-membantah lagi. Yang
               penting kamu dapatkan tiket itu. Setelah itu kamu toh bebas.”
                   aku terharu pada ayahku. adakah ia melihat penderita an-
               nya dalam gerilya dulu sebagai akibat ia tidak mendapatkan
               restu orangtuanya? aku ingin memeluk ayahku, mengatakan
               betapa  cinta  aku  padanya,  betapa  bersyukur  aku  memiliki
               ia se bagai ayah. Tapi aku sedang ingin tampak tegar sebagai
               anak muda.
                   “Iya, Pay. Sebetulnya, buatku semua ini nonsens. agama
               hanya sia-sia.”
                   ayahku diam saja.
                   “aku akan dibaptis, tapi...” aku diam sebentar, “tapi kalau


           122



       Enrico_koreksi2.indd   122                                     1/24/12   3:03:55 PM
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133