Page 137 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 137

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                 sherif tua yang jahat. Mereka korup dan membenci kebebas-
                 an. Sebaliknya, kebebasan dicintai oleh mahasiswa dan anak
                 muda.
                    aku  kini  mahasiswa  ITB.  Demikian  pula  mendiang
                 Rene louis Conrad, yang namanya menjadi nama salah satu
                 gerbang kampusku. Ia mati lebih dari sepuluh tahun yang lalu,
                 tetapi aku merasa menjadi temannya. aku merasa mengenal
                 dan mencintai dia. ah, dia pemuda berambut gondrong dan
                 bermotor besar Harley Davidson. Ke mana-mana ia memakai
                 celana  dan  jaket  jeansnya  yang  beraroma  petualangan.  Ia
                 mencintai kebebasan dan berani mencari kebenaran.
                    Suatu  hari  sang  pengelana  yang  romantis  ini  mengen-
                 darai  motor  besarnya,  seperti  seorang  Che  guevara.  Dalam
                 perjalanannya  ia  melalui  sebuah  truk  polisi.  Truk  itu  berisi
                 taruna akademi Kepolisian yang baru saja kalah bertanding
                 sepak  bola  melawan  mahasiswa  ITB.  Penuh  kebencian  dan
                 kemarahan,  segumpal  ludah  melayang  dari  dalam  truk  itu
                 me nerpa wajah Rene louis. Kawanku tersentak. Ia tidak suka
                 perbuatan  sewenang-wenang.  Mentang-mentang  Presiden
                 Jen deral  Soeharto  menggabungkan  Kepolisian  menjadi  ba-
                 gian dari angkatan Bersenjata yang berkuasa, para taruna itu
                 telah  menjadi  demikian  congkak  dan  tidak  mau  menerima
                 kekalahan, pecundang yang pengecut.
                    Sahabatku  menghentikan  truk  itu  untuk  mencari  kebe-
                 naran. Ia ingin para polisi bersikap satria. Ia bertanya kepada
                 semua  yang  ada  di  dalam  truk:  “Siapa  yang  meludahi  aku?
                 Kalau berani, mengakulah!”
                    Seseorang  mencabut  pistol  dan  menembaknya.  Peluru
                 meluncur menembus dadanya. Begitu saja. Tidak. Tidak be-
                 gitu  saja.  ada  yang  bilang  ia  lebih  dulu  ditendang-tendang


                                                                         131



       Enrico_koreksi2.indd   131                                     1/24/12   3:03:55 PM
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142