Page 138 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 138

a yu Utami

               seperti  bola.  Itulah  Kepolisian  Republik  Indonesia.  Mereka
               membunuh mahasiswa sejak masih taruna.
                   Hidupku tidak akan aman lagi. Tapi itu jalan yang ku pilih.
               angin Bandung bertiup semakin dingin. aku tidak jadi ma kan
               di warung, dan kuminta nasi ramesku dibungkus saja. Malam
               itu  aku  sedang  ingin  menangis,  dan  biarlah  aku  menangis
               dalam rintik hujan malam.
                   Militer  telah  menjadi  musuh  mahasiswa  sekarang.  aku

               ter  ingat ayahku, seorang perwira rendah yang jujur dan se -
               derhana.  Maafkan  aku,  Ayah,  tapi  aku  terpaksa  memusuhi
               korps-mu sebab mereka telah demikian semena-mena seka-
               rang. Mereka telah jadi tukang pukul, memukuli rakyat, demi
               men jaga  kepentingan  Jenderal  Soeharto  dan  para  pejabat
               korup.
                   Tentara  juga  telah  mencampuri  urusan  pribadi  maha-
               siswa.  Mereka  melakukan  razia  rambut  gondrong.  Bah kan
               sam pai ke dalam kampus ITB. Mereka hendak mengenyah   kan
               semua simbol kebebasan. Tiba-tiba aku terhenyak. air mata-
               ku berhenti mengalir sekarang... Sebab, mereka, para ten  tara
               itu, telah menjadi seperti ibuku: hendak men cetak anak-anak
               muda yang patuh, tidak menginginkan kebebasan, tidak pu-
               nya kenakalan, melainkan hanya mengangguk-angguk seperti
               ayam broiler, hingga Kiamat memotong leher mereka.
















           132



       Enrico_koreksi2.indd   132                                     1/24/12   3:03:55 PM
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143