Page 162 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 162

a yu Utami

               pada Huriah adam, seniman hebat yang salah satu lukisan-
               nya  terpasang  di  Wisma  Penyalur,  gedung  milik  aD  tempat
               ayahku bekerja. lukisan itu menggambarkan laut yang sedang
               di terjang  badai.  Begitu  dahsyat  dan  mencekam.  anehnya,
               guru ku yang baik itu hilang dalam kecelakaan pesawat yang
               sedang  melintasi  laut  dalam  cuaca  buruk.  aku  sedih  sekali.
               Bersamaan dengan itu Ibu menghadiahi aku kamera Yashica
               Mat, sehingga pelan-pelan aku bisa melupakan guru lukisku.
                   aku  suka  berkhayal  punya  pacar  seorang  seniman.  Se-
               pertinya menyenangkan bisa bangun tidur dan melihat keka-
               sihku sedang melukis, atau bermain musik, atau merancang
               desain, atau menulis novel. aku senang membayang-bayang-
               kan  memandangi  perempuan  yang  kerjanya  mengasah  rasa
               seni  dan  menciptakan  sesuatu  yang  bagus.  Sebagai  wujud
               rasa  kagum,  aku  akan  menyiapkan  sarapan  buatnya.  Segala
               yang enak. Jus segar, buah-buahan, roti atau sereal, tart buah
               seperti  bikinan  Ibu.  Sayangnya,  aku  tidak  pernah  ingin  jadi
               suami. Jadi, aku tak bisa menimbang bibit-bebet-bobot cewek
               yang  kuincar.  Sikap  penuh  pertimbangan  itu  hanya  cocok
               untuk orang yang mencari istri. aku tidak mencari istri. aku
               hanya mencari teman tidur.
                   Pada akhirnya, aku berpindah-pindah pelukan perem puan-
               perempuan yang menurutku seksi dan sedang membutuh kan
               lelaki yang bukan bakal sua mi. atau yang sedang jenuh de ngan
               suami  mereka.  Wanita  yang  sekadar  membutuhkan  transit.
               Cewek-cewek yang diam-diam sedang mencari jodoh akan ke-
               cewa dan meninggalkan aku setelah beberapa kali kami ber-
               cinta. Mereka kesal me ngetahui bahwa hubungan kami tidak
               akan ke mana-mana meskipun aku memperlakukan mereka
               dengan aman dan penuh penghargaan. Sedang yang mencari


           156



       Enrico_koreksi2.indd   156                                     1/24/12   3:03:55 PM
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167