Page 163 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 163
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
petualangan juga akan menghentikan hubungan—sambil
ber terima kasih ka re na aku memberi mereka petualangan
se belum mereka yakin pada pilihan mereka dan kembali
kepada suami atau pacar se rius mereka itu. ah, sebenarnya
aku pernah punya pacar seorang mahasiswi arsitektur. Ia
mirip seniman juga. Hubungan ka mi lumayan panjang. Tapi ia
meninggalkan aku setelah saha bat kami jatuh dan mati ketika
selesai panjat tebing. Bertahun-tahun aku tak bisa melupakan
mereka—pacarku, dan partner climbing-ku itu.
ayah tidak pernah bertanya apapun tentang bagian hidup-
ku yang berhubungan dengan perempuan. Ia percaya bah-
wa aku tidak akan kesepian sebab aku punya nina, saha bat
yang menyayangiku, sementara seks memang akan sela lu
se mentara belaka. Semua orang jujur tahu bahwa seberapa-
pun kita mencintai orang, gairah akan selalu padam. Betapa-
pun ayah mencintai Ibu, ia tetap menikmati poster Raquel
Welch berbikini yang kupasang di balik pintu kamarku. ayah
suka tidur siang di kamarku. Setelah aku pergi ke Jawa, Ibu
mencopot poster itu. Dan sejak itu poster tersebut tak bisa
kutemukan lagi.
Pada malam terakhir abad ke-20 itu ayah juga tidak ber-
tanya siapa pacarku sekarang. Untuk apa? Toh enam bulan
lagi sudah lain perempuan. Kami hanya ngalor-ngidul per-
kara se pele, sekadar pemuas rasa kangen. ayah mengakhiri
percakapan setelah ada bunyi bip tanda pulsa kartunya habis.
Begitu menutup telepon ada rasa ngelangut menyelimuti hati-
ku. Betapa waktu telah berlalu. aku bukan lagi anak-anak.
aku sendiri sudah mulai berumur. Usiaku telah masuk kepala
empat. Bagaimana kira-kira ayah melihat aku, anak panahnya
yang dulu pernah melesat lepas dari busur? anak panah itu
157
Enrico_koreksi2.indd 157 1/24/12 3:03:55 PM