Page 166 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 166
Sebatang Kara
KETIKa IBUKU meninggal dunia dulu, adalah ayah yang aku
cemaskan. Setelah setahun terdeteksi dengan hepatitis, Ibu
menghembuskan nafas terakhir. Hanya sepuluh tahun se-
telah kepergianku ke Jawa, seolah menepati nubuat bahwa
aku akan membikin umurnya tidak panjang-panjang amat.
Seperti ramalannya sendiri, Ibu mati makan hati, hatinya
kaku. ayah—yang baik hati dan jujur—masih memiliki ba-
nyak orang yang mencintainya di kantor KUDaM, meski ia
telah pen siun lama. Ia memutuskan untuk pensiun dini. Men-
dengar istri Pak Muhamad Irsad meninggal dunia, mereka
langsung mencarikan lahan makam tanpa banyak tanya. Maka
Ibu, seorang Saksi Yehuwa yang keras kepala dan tak pernah
Enrico_koreksi2.indd 160 1/24/12 3:03:56 PM