Page 197 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 197
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
Di Taman Kanak-kanak, ketika teman-temanku berangkat
ke Taman Melati, yaitu taman tempat mereka berlari-lari,
guruku menyuruhku berdiam di kelas. Pintu kelas ditutup
dan aku ditinggalkan di dalam, bersama hantu-hantu yang
mendekam dalam gaung ruang kosong. Di SD, aku tidak
diizinkan ikut pelajaran olahraga. Pintu kelas ditutup dan
aku ditinggalkan di dalam. Tapi, kali ini aku bisa memandang
dari jendela ke lapangan. Di sana teman-temanku bermain
kasti, bersenam-senam, dan melakukan hal-hal yang seru
lain, sementara aku duduk bersama hantu-hantu gaung ruang
kosong.
Di kelas tiga, ada kegiatan baru. ada sejenis guru-guru
yang datang dengan pakaian khusus. Baju dan topi baret krem-
coklat mirip warna seragam polisi. ada saputangan besar
merah putih yang dilipat berbentuk segitiga dan diikatkan
di bawah kerah. Ikatannya dieratkan pakai cincin rotan. ada
se macam lencana dan tanda pangkat yang gagah. Kelompok
me reka itu namanya Pramuka. Mereka mencari anggota baru.
aku ingin bergabung tentu saja. Tapi, ketika aku mendaftarkan
diri, guruku segera berbisik-bisik pada pemuda berseragam
itu sambil memperlihatkan selembar salinan surat. Dan si
pemuda menoleh padaku lalu berkata bahwa aku tidak boleh
ikut karena aku tidak cukup sehat. Segera kutahu, semua ini
adalah rencana ibuku. Semua orang bersekongkol dengan Ibu
untuk membikin kakiku semakin kecil.
Suatu hari aku kedatangan seorang sepupu yang usia-
nya mungkin lebih tua sepuluh tahun dariku. Umurnya
kira-kira tujuh belas tahun. Ia seorang pemain bulutangkis
jagoan. Tangan dan otot punggungnya besar sebelah, yang
sisi kanan, sebab bagian itu yang dipakai memukul dan
191
Enrico_koreksi2.indd 191 1/24/12 3:03:56 PM