Page 200 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 200
a yu Utami
pelbagai tantangan fisik. Tapi yang paling kusukai adalah
panjat tebing.
*
aku sudah berhenti panjat tebing sekarang. Tapi kepada a
aku masih bisa memamerkan kebolehanku memasuki ru mah
dengan memanjat tembok dan menyusup dari atap rumah
seperti maling di film detektif ketika kunci rumah keting galan
di dalam. a mengagumi ketrampilan dan kekuatanku. Ia suka
cowok berbadan atletis dan berambut cepak. a juga se nang
mendengarkan cerita-cerita ekspedisiku, selain men catat
mimpi-mimpiku serta menggalinya.
“Jadi, hampir semua olahraga petualangan kamu suka?”
tanyanya.
“Ya. Kecuali potholing. Itu olahraga petualangan menyusur
terowongan dan celah-celah sempit bumi.” Olahraga petua-
langan jenis ini mengingatkan aku pada kegagalanku menye-
lesaikan ujian kedua anak tangsi: melewati saluran air.
“Kalau menyelam?”
“nah, itu aku juga tidak suka.”
“Kenapa?”
aku terdiam sebentar. Sekeping pemandangan muncul
lagi ke permukaan. Melayang melewati mulut bunker rahasia
ke perairan ingatan.
aku mengajak ayah berenang ke tepi laut, di mana ada
reruntuhan benteng Jepang dan jenazah Malin Kundang yang
telah jadi fosil. Kubilang pada ayah, aku mau tunjukkan bah-
wa aku bisa menyelam. Tanpa ayah tahu, aku sudah kerap
berenang di sana bersama geng anak tangsi. Dari mereka aku
tahu bahwa ada satu bunker Jepang yang bisa jadi tempat
persembunyian. Kami bisa menyelam dan masuk lewat
194
Enrico_koreksi2.indd 194 1/24/12 3:03:56 PM