Page 204 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 204

a yu Utami

                   Ia juga satu-satunya pacar yang secara tegas mengatakan
               bahwa  ia  tidak  mau  menikah  dan  tidak  ingin  punya  anak.
               Kenapa  ia  tidak  mau  menikah?  Katanya  karena  selama  ini
               perempuan terlalu ditekan oleh nilai, keluarga, dan masyarakat
               untuk  menikah.  Harus  ada  pembebasan  dari  itu.  lagi  pula,
               tambahnya,  ia  tidak  setuju  bahwa  suami  adalah  dengan
               sendirinya  pemimpin  istri.  Hukum  perkawinan  Indonesia
               menjadikan suami kepala keluarga, dan ia tidak mau itu. Itu
               bukan  urusan  negara,  katanya.  Soal  siapa  yang  memimpin,
               atau  apakah  perlu  ada  pemimpin  dan  pengikut,  itu  urusan
               pasangan yang kawin. Kenapa tak ingin punya anak? Katanya,
               kalau ia warga australia, norwegia, atau Eskimo, atau negeri
               yang liberal dan penduduknya sedikit, barangkali ia masih mau
               punya anak. Tapi Indonesia sudah kebanyakan anak. Konon,
               hampir sepuluh ribu bayi lahir tiap harinya di Indonesia.
                   Jawaban-jawabannya membuat aku berpikir. aku sendiri
               tidak pernah terlalu menjawab kenapa aku tidak ingin menikah
               atau  punya  anak.  Kalau  ditanya,  jawaban  spontanku  hanya
               satu: aku tak ingin kemerdekaanku terampas. Ya, aku merasa
               telah menjadi manusia bebas sejak terlepas dari Ibu dan Hari
               Kiamat-nya. aku tak mau terpenjara lagi. Kalau dipikir-pikir,
               alasanku egois. Sedangkan alasan a lebih sosial dan ideologis.
               apapun,  hasilnya  kami  sama-sama  tidak  ingin  berkeluarga.
               Itu menakjubkan, bahwa akhirnya aku menemukan juga pe-
               rempuan yang tidak ingin menjeratku sebagai suami dan ayah
               bagi anak-anaknya. Betapa ajaib, aku mendapatkan pasangan
               dari jenisku sendiri.
                   Meskipun ia tidak mengagung-agungkan seks—misalnya,
               tidak menganggapnya sakral, tidak juga menganggapnya satu-
               satunya kenikmatan di muka bumi ini—tapi ia adalah orang


           198



       Enrico_koreksi2.indd   198                                     1/24/12   3:03:57 PM
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209