Page 206 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 206

a yu Utami

               berubah bentuk. Dan dalam perubahan bentuk itu energi bisa
               bergabung atau berpisah. Jiwa kita adalah energi itu.”
                   Ia tampak kurang cocok. “Hmm. Boleh juga sih. Tapi aku
               tetap percaya bahwa kita tetap bisa dikenali dalam kehidupan
               setelah mati.”
                   aku jadi teringat ibuku. aku khawatir bahwa ia ternyata
               sama dengan ibuku dalam hal yang satu itu.
                   “Kamu percaya Hari Kiamat?”
                   “nah, yang itu aku tidak tahu, dan tidak berharap,” jawab-
               nya—yang membuatku agak lega. “Tapi, kupikir hari kiamat
               itu individual. atau, itu sebuah metafor untuk sesuatu yang tak
               bisa kita mengerti sama sekali sekaligus konsekuen dengan
               rasa keadilan yang ditanamkan juga. gambaran hari kiamat
               itu pastilah sama metaforisnya dengan gambaran penciptaan
               dunia.  Kebun  Raya  Eden  bla  bla  bla.  Emangnya  kamu  pikir
               cerita Adam dan Hawa itu benar secara harfiah?”
                   “aku  tak  percaya  pada  Kitab  Suci,”  sahutku.  aku  lalu
               menambahkan, “aku membaca alkitab. Tapi tidak percaya.”
                   “Tapi itu kitab sastra yang bagus bukan?” tanyanya.
                   “Oh iya. Cerita-ceritanya seru. Beberapa malah seksi ba-
               nget.”
                   “Iya.  aku  sekarang  juga  lebih  membaca  alkitab  sebagai
               kitab sastra.”
                   “Tapi  kamu  masih  berdoa?  Setahuku  kamu  tidak  ke
               gereja.”
                   “aku tidak ke gereja karena beberapa hal. Sebal pada khot-
               bah  pastor  yang  patriarkal  dan  menggurui,  misalnya.  Juga
               karena aku tidak komuni—itu, makan roti yang sudah di ber -
               kati dan dianggap sebagai Tubuh Kristus—karena aku berzinah
               melulu dan tidak merasa itu sebagai dosa.” Ia diam sebentar,


           200



       Enrico_koreksi2.indd   200                                     1/24/12   3:03:57 PM
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211