Page 210 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 210

a yu Utami

               karena  hukum  yang  ada  pun  tidak  adil  pada  yang  lemah.
               Yang le mah dalam hal ini adalah Tamar, menantu perempuan
               Yehuda.  Yehuda  seharusnya  memberikan  anak  bungsunya
               menggantikan  suami  Tamar  yang  mati—sesuai  adat  yang
               berlaku  waktu  itu.  Tapi,  Yehuda  tidak  mau  melakukannya.
               aki batnya, Tamar tidak bisa mendapatkan keturunan. Maka,
               Tamar menjebak mertuanya sendiri, mertua yang curang itu,
               untuk menghamili dirinya.
                   “Kesimpulanku: kita tidak bisa melihat seks secara hitam
               putih dan berdasarkan rumusan hukum saja. Paling tidak, da-
               lam alkitab ada dua jalur: hukum dan kisah. Hukumnya boleh
               hitam putih. Tapi kisahnya tidak pernah begitu. Pengalaman
               manusia jauh lebih rumit daripada hukum.”
                   Kami diam sebentar.
                   Tapi aku sering sebal dengan orang-orang beragama yang
               suka cari pembenaran untuk dirinya sendiri dengan memakai
               ayat-ayat juga.
                   “Jadi kamu tidak merasa berdosa?”
                   “ah. Kamu menyederhanakan lagi,” jawabnya. Ia mungkin
               agak  kesal.  “Kalau  pertanyaannya  tertutup  begitu,  dosa  apa
               tidak  dosa...  ya,  tentu  saja  aku  berdosa.  Tapi  bukan  karena
               ber zinah.  Melainkan,  karena  melepaskan  seks  dari  fungsi
               reproduksi. Hahaha!”
                   aku tak tahu apakah aku harus ikut tertawa. Jawabannya
               terlalu maju dibanding yang kuduga.
                   a melanjutkan, “Kamu ini ngakunya tidak beragama. Tapi
               sikapmu persis dengan orang beragama yang terobsesi pada
               dosa atau tidak dosa.”
                   Jangan-jangan  karena  kamu  takut  melihat  dirimu  penuh
               dosa maka kamu menolak agama.


           204



       Enrico_koreksi2.indd   204                                     1/24/12   3:03:57 PM
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215