Page 214 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 214

a yu Utami

               agama,  dan  seks  di  luar  yang  aku  bayangkan  sehingga  aku
               lebih banyak terdiam.
                   “aku suka agustinus seperti aku suka Freud,” kata a. “Ke-
               duanya menjengkelkan karena patriarkalnya. Tapi keduanya
               sangat berani dan jujur untuk mencoba memahami sisi gelap
               bawah-sadar manusia. Keduanya juga sangat tajam dan ima-
               jinatif  dalam  menggambarkan  struktur  jiwa  manusia,  pada
               kon teksnya masing-masing. agustinus merumuskan dosa asal,
               Freud merumuskan libido. Dua-duanya menyentak.
                   “Freud dan psikoanalisa adalah kritik atas rasionalisme.
               Kri tik terhadap kepercayaan bahwa manusia selalu bisa meng-
               ambil keputusan jernih dan sadar. Psikoanalisa me nunjuk kan
               adanya  sisi  gelap  bawah  sadar  manusia  yang  sangat  mem-
               pengaruhi tindakan manusia. Begitu juga, agustinus dan dosa
               asal adalah kritik terhadap kepercayaan bahwa manusia bisa
               mencapai keselamatan hanya dengan keputusan sadarnya dan
               usahanya  sendiri.  Manusia  membutuhkan  belaskasih  Tuhan
               dan juru selamat.
                   “Maka,  kembali  ke  pertanyaanmu  tadi:  dosa  apa  tidak?
               Hmm... Tentu saja berdosa. Tapi itu non-isu. Sebab, manusia
               memang berdosa. Sejak lahir ia bukan tak bernoda. Buat saya,
               kegunaan agama adalah membuat kita memahami adanya dosa
               dan struktur dosa. Sehingga, kita lebih rendah hati meng  akui
               bahwa kita tak pernah bersih dari cela dan kekurangan. agar
               kita sadar diri bahwa kita tidak akan pernah sempurna. Bu  kan
               agar kita terobsesi untuk bersih dari dosa. Obsesi demikian itu
               malah egoistis sifatnya. Jadi, sekali lagi, energi bisa diarahkan
               untuk berbuat baik pada orang lain. Sebab Tuhan telah baik
               pada kita. Titik.”
                   “Tidak. Tidak titik tetapi koma,” wajahnya berubah nakal


           208



       Enrico_koreksi2.indd   208                                     1/24/12   3:03:57 PM
   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219