Page 218 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 218
a yu Utami
seperti mengatakan sesuatu dengan matanya. Beberapa kali
lain ia mengalihkan tatapannya ke ruang kosong. akhirnya ia
berkata, “aku mau bilang sesuatu.”
“Ya?” aku mulai merasa tidak enak.
“aku bersetubuh dengan orang lain,” ujarnya.
aku terdiam sebentar saja. lalu sebuah jawaban meluncur
dari mulutku. “Oh ya? Tidak apa.”
apa lagi yang harus kukatakan? Sebelum ini kerjaku
juga tidur dengan kekasih orang. aku menerima datangnya
pe rempuan-perempuan menarik yang sedang jenuh pada
pasangan mereka. Jadi, bahwa sekarang kekasihku hinggap
di pelukan lelaki lain, aku tak bisa selain menganggapnya
karma atas perbuatan-perbuatanku sebelumnya. Meskipun
ba yangan bahwa ia jenuh padaku ternyata menyakitkan juga.
aku juga tidak bisa marah padanya sebab, demi kebebasan
yang kupuja-puja itu, aku bersumpah tidak akan melarang
pacarku tidur dengan pria lain. Sebab begitu pula aku tidak
mau dilarang tidur dengan perempuan lain. Hubungan harus
berdasarkan suka sama suka, bukan ikatan dan batasan. Bah-
wa selama tiga tahun ini tidak ada orang ketiga, itu karena
kami belum membutuhkannya. Tapi kini ia menclok ke dahan
lain. Sesungguhnya itu sangat tidak menyenangkan. Se kali pun
aku tahu itu konsekuensi dari model hubungan yang kupilih.
“Persoalannya,” sambungnya pahit, “aku jatuh cinta pada
lelaki itu.”
Tanganku mendingin. Keringat mulai merembesi tela pak-
ku, seperti ketika aku memanjat tebing dan merasa bahwa aku
tak akan berhasil bertahan hingga titik berikutnya. Seperti jika
tubuhku tahu bahwa tantangan di depan terlalu berat. Tiba-
tiba aku sangat cemas dan sedih. Jika selama ini perempuan-
212
Enrico_koreksi2.indd 212 1/24/12 3:03:57 PM