Page 208 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 208
a yu Utami
ayat-ayat entah apa. Yang aku tidak suka pada banyak orang-
orang beriman, mulut mereka mengutuk tapi mereka mela-
ku kannya juga diamdiam. Munafik. “kamu tidak merasa ber
dosa?”
Ia diam sebentar. “Tidak,” jawabnya tanpa ragu.
“Bagaimana mungkin?” cecarku.
Wajahnya berubah lebih serius. “aku sudah melewati itu.”
“Melewati bagaimana?”
“Sepuluh Perintah allah adalah satu bagian dari alkitab.
Ya. Tapi, kalau kita baca keseluruhan alkitab, kita tahu bahwa
praktik seksual selalu berubah dari zaman ke zaman. Dan
umat Tuhan hidup di dalam praktik zamannya. Contoh paling
gampang, di Perjanjian lama poligami adalah praktik wajar.
Di Perjanjian Baru itu tidak diterima lagi. Tapi, ada yang lebih
radikal daripada itu. Kamu pikir abraham tidak menyerahkan
Sarai istrinya tidur dengan Firaun agar nyawanya selamat?
Maksudku begini. Itu praktik zaman, yang di era kesadaran
akan hak asasi manusia ini kita tidak bisa terima sama sekali:
Firaun berhak meniduri semua perempuan pendatang yang
ia mau dan membunuh suaminya. Kekuasaanya tak terbatas.
Karena itu ketika tiba di Mesir abraham tidak mengaku bahwa
ia suami Sarai. Ia tahu Firaun suka pada istrinya. Ia biarkan
itu agar mereka bisa tetap hidup. apakah abraham atau Sarai
dihukum Tuhan karena perbuatan itu? Tidak. Ketika ia mau
mengulanginya lagi di tanah asing lain, mereka diselamat-
kan. Kali ini, si raja yang hendak meniduri Sarai mendapat
mimpi peringatan. Maka raja kedua ini tak jadi menghampiri
Sarai, malah memberi mereka harta dan bekal. Moral cerita-
nya: Praktik zaman berubah, tapi yang penting adalah ini:
bukan bagaimana Tuhan menghukum, tapi bagaimana Tuhan
202
Enrico_koreksi2.indd 202 1/24/12 3:03:57 PM