Page 192 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 192
a yu Utami
bagusnya bukan main, siapa belum punya, harus mengejar
saya. Mereka berlari-lari membentuk lingkaran. Selembar
saputangan melambai-lambai di tangan seorang anak, lalu
berpindah ke tangan anak lain. Ibu yang mengajari lagu itu.
Ibu mengajari anak-anak tangsi banyak lagu dan permainan,
yang dikenalnya dari Pulau Jawa yang ia tinggalkan, dan lagu
serta permainan tadi segera menjadi tren bagi anak-anak
asrama militer yang miskin itu. Slepdur, slepdur, lima lima
andebo, yopa yopa yopa... andebo, andebo, kakapiting...
a tertawa geli. “Masa begitu?” katanya. “Di tempatku
begini: slepdur, slepdur, lima lima ondedur, de lav de van de
dur... Ondedur, ondedur, di kapiten, isi isi isi, kosong kosong
kosong...”
Pastilah aku masih sangat kecil.
“Kalau yang ini kamu tahu tidak?” tanyaku pada a. “Mama
se domi se varge. Mama se hali halo. In der land is te verlande.
In der land hali halo. Si dompret mari. Banyak one two three.
Do re mi...”
Ia menggeleng dengan wajah tak mengenali. “Ibumu juga
yang mengajari?”
aku menggeleng. “anak-anak asrama mendapatkannya
dari seorang pastor.”
“nadanya kedengaran seperti lagu Portugis.”
“Rasanya kebanyakan pastor di daerahku dulu orang
Italia.”
“Pastorku pernah mengajari lagu anak-anak Italia,”
katanya.
“Santa Lucia?”
“Itu juga. Tapi ada lagi.” Ia berpikir sebentar, lalu bernyanyi:
“Come si pianta la bella polenta la bella polenta si pianta cossi.
186
Enrico_koreksi2.indd 186 1/24/12 3:03:56 PM