Page 190 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 190

a yu Utami

                   Sepasang mata sedang memandangi aku. Sebuah tangan
               memang mengelus-elus kepalaku.
                   “Kamu mengigau lagi,” kata a lembut.
                   “aku mimpi.”
                   “Ya, tentu saja.”
                   agak malu-malu kuceritakan mimpi itu padanya. Ini per -
               tama kalinya aku berani mengungkapkan mimpi yang demi-
               kian tak senonoh pada orang lain. Sesungguhnya aku kerap
               dapat mimpi seperti itu, sejak remaja: bercinta dengan ibuku,
               dan selalu saja ayah membayangi. ayah tidak, atau tidak bisa,
               menghalangi.
                   a tertawa. “Untung aku tidak pernah mimpi tidur dengan
               bapakku.”
                   Meskipun ia santai, aku jadi merasa tidak normal karena
               ia tak pernah mengalami mimpi yang sebanding. Seperti men-
               jawab kegelisahanku a berkata lagi, “Tapi aku pernah mimpi
               erotis dengan kakakku. aku juga pernah mimpi begitu dengan
               orang yang tidak kukenal tapi sering papasan di jalan. aku juga
               mimpi sama si Z, teman kantorku, padahal aku sama sekali
               tidak tertarik, malahan agak sebal, padanya. Terus, aku juga
               pernah mimpi dengan teman perempuanku.”
                   a tidak mendapat beban dengan mimpi-mimpi yang de-
               ngan ringan hati disebutnya konyol itu. Ia membayangkan otak
               manusia seperti kabel-kabel listrik yang kulitnya terkelupas di
               sana sini. Jika kita tidur korsleting bisa terjadi di antara titik-
               titik yang sedang memercik. Maka bercampurlah hal-hal yang
               tidak berhubungan itu dalam mimpi. Kau pun bisa bercumbu
               dengan orang yang tidak masuk akal sama sekali. Tapi, hmm,
               jika kau punya mimpi yang terus berulang sepanjang hidupmu,
               tentulah itu bukan sekadar korsleting otak.


           184



       Enrico_koreksi2.indd   184                                     1/24/12   3:03:56 PM
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195