Page 187 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 187

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                    Di hari april Mop itu tak ada lelucon yang istimewa. Tapi,
                 “adik”-ku  memberiku  lelucon  yang  tidak  menyenangkan.  Ia
                 malah berlagak malu-malu dan tak mau menunjukkan kega-
                 gahannya  yang  biasa.  aku  sudah  mengidam-idam  a  selama
                 dua tahun. Dan selama sebulan ini ia menjadi fantasiku setiap
                 hari setiap malam, dalam pemainan beringas maupun lembut.
                 Oleh  sebab  yang  sampai  sekarang  masih  misterius  adikku
                 malah  tidak  bekerja  dengan  sepenuh  tenaga  pada  hari-H.
                 Persisnya, ia bekerja sambil agak ngantuk, jika bukan malu-
                 malu.
                    Tapi a adalah perempuan yang luar biasa. Entah apa dia
                 sudah berpengalaman menghadapi yang begini, tapi ia baik
                 sekali. Tak sedikitpun ia melakukan gerakan yang bisa meng-
                 han curkan  rasa  percaya  diriku.  Matanya,  suaranya,  semua
                 me nunjukkan bahwa segalanya baik-baik saja. akhirnya, pe-
                 ris  tiwa  itu  selesai  juga—sama  sekali  tidak  sedramatis  yang
                 ku ba yang-bayangkan  selama  ini.  Bukan  karena  ceweknya
                 menjengkelkan,  tetapi  justru  gara-gara  adikku  kok  seperti
                 ketakutan.
                    Sebelumnya,  satu  dua  kali  pernah  juga  aku  mengalami
                 gang guan. Tapi selalu ada penyebab yang jelas. Misalnya, calon
                 suami  pacarku  menelepon  terus-terusan.  Sialnya,  cewek  itu
                 juga tidak mau mematikan teleponnya. atau, hu bung an sudah
                 memburuk  sehingga  aku  jengkel  pada  si  perem puan.  Yang
                 kualami bersama a ini baru pertama kali terjadi. Performaku
                 jadi buruk justru pada perempuan yang telah lama kuidam-
                 idamkan.
                    Dan kau tahu sialnya jadi lelaki. Sekali performamu tidak
                 prima di soal yang itu, kau pun panik. Pertemuan-pertemuanku
                 dengan a jadi aneh. Di satu sisi aku sangat menginginkan dia,


                                                                         181



       Enrico_koreksi2.indd   181                                     1/24/12   3:03:56 PM
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192