Page 14 - E-MODUL_Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi
P. 14
Komunikasi lisan dan komunikasi tulis terdapat berbagai kesamaan antara
lain:
a. Sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis; dan
kosakata, polapola kalimat, serta ide-ide yang memberi ciri pada
ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya.
b. Sang anak yang telah dapat menulis dengan lancar biasanya dapat
menuliskan pengalaman dan pengetahuan baru yang didapatnya.
c. Ekspresi lisan cenderung kurang struktur, lebih sering berubah-ubah
daripada komunikasi tulis.
d. Catatan, bagan, dan rangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu
pembicaraan akan menolong siswa untuk mengutarakan ide-ide tersebut.
Mereka lebih banayak memerlukan latihan berbicara (Tarigan, 2008 : 6).
3.5 Implikasi pembelajaran keterampilan berbahasa lisan
Keterampilan berbahasa lisan mencakup keterampilan menyimak dan
berbicara. Keterampilan menyimak dan berbicara sangat erat kaitannya dan
bersifat resiprokal (Hernawati, Aprilia, & Gunawan: 2020). Kemampuan
berbahasa lisan merupakan dasar utama dalam pengajaran bahasa karena
kemampuan berbahasa lisan (1) merupakan mode ekspresi yang sering
digunakan, (2) merupakan bentuk kemampuan pertama yang biasanya
dipelajari anak-anak, dan (3) merupakan tipe kemampuan berbahasa yang
paling umum dipakai. (Utami, 2016).
Rohana dan Syamsuddin (2021: 65) menyatakan bahwa, pada keterampilan
berbicara, seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk
berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan
maksud yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik.
Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan berbicara antara
pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi
menjadi efektif dan efesien.
Supartini, Pudyaningtyas, dan Dewi (2019) menyatakan, menyimak dengan
baik akan mempermudah bagi anak untuk menjalin hubungan dengan orang
lain dan mengembangkan keterampilan menyimak dapat meningkatkan
pengetahuan anak. Prihatin (2017) mengungkapkan semakin banyak
seseorang menyimak hal-hal positif maka akan semakin banyak
penegtahuan yang dikuasai Selain itu, seberapa baik seseorang anak dalam
menyimak memiliki dampak yang besar pada efektifitas kerja. Saud, Saleh,
dan Asnur (2018) menekankan pula bahwasanya pemerolehan bahasa
didahului oleh bahasa lisan, dan bahasa tulis sulit berkembang bila bahasa
lisan belum dikuasai, oleh karena itu pembelajaran lebih dahulu harus
diarahkan ke kompetensi bahasa lisan. Juangsih (2017) pada pembelajaran
menyimak akan berhasil apabila guru dapat mengarahkan siswa dalam
proses pembelajaran dengan menemukan sendiri apa yang telah
disampaikan sebelumnya oleh guru yang pada akhirnya hasil temuan siswa
akan dijadikan konsep atau pengetahuan yang dimbimbing oleh guru.
Keterampilan menyimak seringkali diabaikan karena dianggap keterampilan
menyimak adalah kemampuan sejak lahir, jika keterampilan menyimak tidak
dibelajarkan dengan baik maka indikator-indikator dalam keterampilan
menyimak tidak dapat terpenuhi. Anggrokasih, Maharani, dan Alaby (2019)
9