Page 22 - E-MODUL ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
P. 22
Taksonomi Bloom memiliki tiga ranah diantaranya:
1. Ranah Kognitif, yang mencakup ingatan atau pengenalan terhadap fakta-fakta
tertentu, pola-pola procedural dan konsep-konsep yang memungkinkan
berkembangnya kemapuan dan skil intelektual (Darmawan, 2016).
2. Ranah Afektif, ranah yang berkaitan dengan perkembangan perasaan, sikap,
nilai, dan emosi (Darmawan, 2016).
3. Ranah Psikomotor, ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manifulatif
atau keterampilan motorik (Darmawan, 2016).
5.3 Revisi Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Karthwohl
Taksonomi Bloom mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan
kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin
Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam
revisi ini ada perubahan kata kunci, yaitu pada kategori dari kata benda menjadi
kata benda. Masing-masing katagori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan
terendah ke lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemapuan berpikir analisis dan sintesis
diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep
terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Anderson memasukkan kategori baru
yaitu kriting (creating) yang sebelumnya tidak ada.
Dalam taksonomi revisi kategori sintesa diubah menjadi mencipta. Kategori
mencipta melibatkan proses penyusunan elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan
yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam Mencipta
meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau
bagian jadi satu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Dalam
mencipta siswa mengumpulkan elemen-elemen dari banyak sumber dan
menggabungkan mereka jadi sebuah struktur atau pola baru yang berkaitan dengan
pengetahuan siswa sebelumnya. (Anderson & Krathwohl, 2010:128-132).
Alasan-alasan Taksonomi Bloom direvisi
Ada beberapa alasan mengapa buku teks Taksonomi Bloom harus
direvisi(dalam Bunawan, 2017), yaitu:
1. Terdapat kebutuhan untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada
buku teks, buku sekedar sebagai dokumen sejarah melainkan juga sebagai karya
yang dalam banyak hal telah mendahului zamannya.
2. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan
pemikiran-pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan
Pendidikan.
3. Taksonomi merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi dasar
untuk mengklarifikasikan tujuan-tujuan pendidikan.
4. Proporsi yang tidak seimbang dalam penggunaan Taksonomi pendidikan untuk
perencanaan kurikulum dan pembelajaran dengan penggunaan Taksonomi
pendidikan untuk asesmen. Pada Taksonomi Bloom lebih memfokuskan
penggunaan Taksonomi pada asesmen.
5. Pada kerangka berpikir Taksonomi karya Benjamin Bloom lebih menekankan
enam kategorinya (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi) daripada sub-kategorinya. Taksonomi Bloom menjelaskan keenam
kategori tersebut secara mendetail, namun kurang menjabarkan pada sub-
kategorinya, sehingga sebagian orang akan lupa dengan sub-kategorinya
Taksonomi Bloom.
17