Page 102 - PDF Compressor
P. 102
Contoh bahasa dalam ragam ekonomi:
Inflasi dapat juga bersumber pada keadaan psikologi sekelompok
orang. Perubahan-perubahan seperti itu dapat kita saksikan di bursa saham
dan obligasi di Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang. Perubahan
politik, keberhasilan atau kegagalan seorang kepala pemerintahan dapat
menurunkan atau menaikkan nilai saham. Kalau orang-orang menduga
keadaan akan memburuk, maka harga saham akan turun, meskipun
ternyata bahwa keadaan tidak memburuk. Sedikit banyak para pedagang
saham di pasar bursa itu harus juga mengerti soal-soal politik dan
perekonomian luar negeri. Keadaan psikologi seperti ini di Indonesia
pun ada. Kalau diduga pemerintahan akan mengubah kebijaksanaan
sedemikian rupa sehingga barang-barang akan langka, maka harga
cenderung untuk naik, dan demikian sebaliknya. ( dikutip dari wacana
yang berjudul “Inflasi dan Deflasi” oleh Prof. Ace Parta dalam buku
Penuntun Bahasa dan Sastra Indonesia oleh Nani Sidarta).
Contoh bahasa dalam ragam keagamaan:
Satu hal yang paling menonjol dan penting ialah memantapkan iman
dan keyakinan dalam hari dan jiwa kita bahwa kita ini adalah hamba
Allah, sehingga kita harus tunduk patuh melaksanakan perintah-Nya
serta menghayati sungguh-sungguh bahwa Allah Pencipta alam semesta
selalu melihat, memerhatikan dan mengawasi tingkah laku, perkataan
dan perbuatan kita makhluknya. Seorang yang ber puasa tidak berani
menjamah makanan milik sendiri, mencampuri istrinya sendiri,
membicarakan aib orang lain, berdusta, berlaku curang, dan sebagainya,
walaupun di tempat yang sunyi sepi, terpisah jauh dari alat negara dan
satu pun tidak ada yang melihat. (Dikutip dari Buletin dakwah, Juni
1987).
Contoh bahasa dalam ragam hukum:
Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau
dua pihak, berdasarkan pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal
dari pihak yang lain, dan yang lain itu berkewajiban memenuhi tuntutan
itu; sedangkan perjanjian adalah peristiwa di mana seseorang berjanji
kepada seseorang yang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji
untuk melaksanakan sesuatu hal. Karena itu, perjanjian menimbulkan
perikatan. Jadi, dengan demikian perikatan bersumber pada perjanjian,
dan perjanjian bersumber pada persetujuan. Perikatan bersifat abstrak
dan perjanjian sudah bersifat konkret, kemudian perjanjian dapat lagi
dibedakan dengan kontrak karena kontrak adalah bentuk perjanjian
yang bersifat tertulis. (Dikutip dari tulisan yang berjudul “Syarat Sah
Sebuah Perjanjian” oleh Harun Utuh dalam majalah Vidya Karya terbitan
1987).
92 DASAR-DASAR MENULIS
dengan Penerapannya