Page 99 - PDF Compressor
P. 99
5.4 Ragam Bahasa
Bahasa sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan
diwujudkan dalam bentuk tulisan dan lisan. Kedua bentuk itu
merupakan pertanda adanya dua ragam bahasa, masing-masing mem-
punyai perbedaan atau ciri. Bila kita berbicara tentang ragam bahasa,
maka terdapat ragam tulisan dan ragam lisan. Ada yang menyatakan
bahwa ragam tulis (bahasa tulis) merupakan pemindahan dari ragam
lisan (bahasa lisan). Hal itu tidak dapat diterima begitu saja sebab
keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Pernyataan itu
ada juga benarnya karena memang bahasa lisan lebih dahulu muncul
dan dikuasai manusia. Bahasa tulis baru ada setelah manusia mengenal
tulisan.
Bahasa tulis atau sebagai ragam tulis dalam penerapannya lebih
terikat pada kaidah-kaidah bahasa. Seorang penulis tidak mungkin
dapat sumbangan menulis suatu kalimat, tanpa ada memerhatikan
unsur-unsur pokok terbentuknya sebuah kalimat, seperti adanya
subjek dan predikat. Sekali keluar kalimat dari pikirannya kemudian
tertuang ke dalam tulisan maka berarti telah tersimpan dan sulit
diralat, apalagi bila dalam karangan yang telah beredar. Urutan
pikiran yang dikemukakan tentunya sesuai dengan wujud kalimat
yang ada dalam tulisannya karena merupakan wakil pikiran penulis.
Ragam lisan sebagai wujud bahasa pertama sangat terikat pada
keadaan dan waktu, tetapi agar longgar keterikatannya dari kaidah-
kaidah bahasa. Hanya saja kadang-kadang ada unsur pokok dalam
kalimat yang bisa ditinggalkan. Ragam lisan memerlukan orang kedua
sebagai lawan bicara maupun sebagai pendengar saja seperti dalam
ceramah dan pidato, tanpa teks. Keefektifan ragam lisan sangat
tergantung pada kualitas suara dan penampilan pembicara.
Suatu hal yang perlu kita perhatikan ialah bawah ada ragam
tulis yang dilisankan, dan sebaliknya ada ragam lisan yang dituliskan.
Ragam tulis yang dituliskan mempunyai ciri-ciri bahasa tulis dan
kaidah bahasanya sangat berperan. Berikut ini contoh ragam tulis
yang dilisankan.
Disiplin nasional itu hanya berlaku dalam kehidupan bernegara
saja, akan tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Ini berarti panggilan tugas bersama tokoh-tokoh dan pemuka-pemuka
masyarakat kita, dari semua kalangan dan lapisan. Apabila dalam
Pancakrida Kabinet Pembangunan V dinyatakan bahwa aparatur negara
BAB 5 89
Bahasa dalam Karangan