Page 61 - PDF Compressor
P. 61

akan memungkinkan pengarang menyatakan pikiran dan perasaannya
            dalam suatu cara yang sesuai dengan maksudnya (Bistok, dkk.,
            1985:15).
                  Dalam memilih kata ada empat hal yang perlu diperhatikan
            yaitu: kelaziman, ketepatan, kesesuaian, dan keefekan.
                  Suatu kata dikatakan mempunyai kelaziman bila telah banyak
            dikenal dan digunakan orang. Hal itu juga berkaitan dengan waktu
            dan tempat penggunaannya. Dapat saja suatu kata hilang dari
            pemakaiannya di masyarakat. Jika sudah tidak digunakan lagi, bukan
            saja akan tidak lazim, tetapi malah menjadi mati atau usang. Karena
            itu, kita hendaknya memerhatikan kelaziman kata-kata yang disodor-
            kan kepada pembaca. Hal itu sangat penting agar kata sebagai
            penyampai konsep atau makna tertentu tidak terputus atau kabur.
            Adanya kata yang tidak lazim mempunyai kaitan dengan gerak dan
            perkembangan masyarakat sebagai pemakai bahasa itu. Untuk melihat
            adanya kata yang tidak lazim, di sini di kutipkan sebagian cerita
            “Hang Tuah”.
                  Maka sekalian orang pun datanglah menghadap masing-masing
            dengan persembahannya, maka dianugerahi oleh Baginda akan segala
            mereka itu. Maka mereka itu pun terlalu suka cita (Pamuncak,
            1960:13).
                  Pengungkapan kutipan tersebut jika dipakai pada saat ini,
            sudah tidak biasa atau tidak lazim lagi. Pemakaian kata orang pun,
            persembahannya, baginda, dan dengan suka cita. Jadi, tampaknya
            ada kata-kata yang menjadi tidak lazim bila dirangkai untuk memberi
            ciri gaya penuturan masa lalu.
                  Kata-kata yang sudah tidak bisa dipakai lagi untuk saat ini
            cukup banyak terdapat dalam bacaan cerita lama dan buku ilmu
            pengetahuan yang terbit 50-an tahun yang lewat. Ada kata sebermula,
            syahdan, penggal (dalam arti jilid atau bagian), sang, nang, bersahaja,
            bersengatan, (dalam arti sengat), duli, (dalam duli tuanku), hulu-
            balang, berdatang (dalam berdatang sembah), titah, dan lain-lain.
                  Adapun kelompok kata yang tidak lazim lagi seperti: jikalau,
            berhimpun, sekalian mereka itu, akan yang kedua, tiada jadi, tiada
            ada, tiada sah, tiada pagi, dan pada menyatakan.
                  Ragam penuturan cerita yang ditulis masa lalu berbeda dengan
            yang ditulis zaman sekarang. Kalau dahulu ungkapan-ungkapan yang
            digunakan sangat terikat, tapi sekarang telah cukup bebas. Untuk
            menggambarkan kecantikan seorang gadis saja, dahulu dan sekarang


                                                                  BAB 5   51
                                                    Bahasa dalam Karangan
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66