Page 220 - BUMI TERE LIYE
P. 220
TereLiye “Bumi” 217
”Bagaimana aku akan membuka sekat ke dunia lain? Padahal kami
sendiri sekarang bingung mencari cara untuk pulang,” tanyaku.
”Aku tidak tahu, Nak.” Av menatapku. ”Ada dua buku penting yang
hilang di Bagian Terlarang saat pertempuran besar antar-dunia seribu tahun
lalu. Yang pertama adalah buku dengan sam-pul bergambar bulan sabit
menghadap ke bawah, Buku Kemati-an. Buku itu mengerikan, penuh
rahasia gelap. Aku tidak tahu siapa yang memegangnya sekarang, setidak ny a
bukan Tamus, dan jelas buku itu tidak akan pernah diwariskan kepadanya.
Ka-rena itu, Tamus tidak bisa membaca buku yang bukan miliknya.
”Satu buku lagi yang hilang adalah buku dengan sampul bergambar
bulan sabit menghadap ke atas, buku yang kamu pegang sekarang, Buku
Kehidupan, berisi tentang kebijaksanaan hidup. Jika buku ini milikm u,
kamu akan bisa membacanya. Siapa pun yang membaca salah satu buku
ini akan tahu bagaimana mem-buka sekat ke dunia lain.”
”Tapi buku ini kosong.” Aku meraih buku PR matematikaku,
membuka sembarang halaman.
”Sesuatu yang terlihat kosong bukan berarti tidak ada apa pun di
dalamnya. Bahkan kalian baru saja mengetahui, sesuatu yang tidak kita lihat
sehari-hari, ternyata bersisian dan nyata di sebelah kita.” Av menatapk u
sambil tersenyum. ”Aku hanya penjaga perpustakaan, bagian ini hanya
menyimpan dan meng-amankan benda-benda tua berbahaya dari rencana
jahat. Kami bukan pemiliknya. Aku juga tidak bisa membacanya. Tetapi saat
buku ini bersinar mengambang di udara beberapa waktu lalu, dan wajahm u
memantulkan cahaya cemerlang, aku tahu, kamu adalah pemiliknya. Jadi
setidaknya aku tidak akan meminta buku ini dikembalikan dan kamu tidak
akan terkena denda tidak memulangkan buku perpustakaan selama seribu
tahun.”
Itu humor yang baik, sayangnya dalam situasi ini kami tidak mudah
tersenyum.
”Dia bilang apa, Ra?” Ali berbisik, bertanya.
”Nanti akan kuceritakan lengkap. Tidak sekarang.”
http://cariinformasi.com