Page 223 - BUMI TERE LIYE
P. 223

TereLiye “Bumi” 220



                         ”Mereka  tidak  mau  diminta  menunggu,  Av.” Suara  ibu   itu  mendesak ,
                  kalut  dan  gentar.  ”Mereka  tidak  datang  sendiri  atau  berempat.  Mereka
                  datang  seribu  orang.  Lapangan  rumput  di­penuhi  Pasukan  Bayangan.”

                         ”Astaga!”  Av menatap  ibu  itu,  memastikan.

                         ”Kami     tidak  bisa  menahan        mereka  lebih      lama    lagi.   Mereka
                  meng-ancam  memaksa  masuk.  Mereka  membawa  surat  perintah  dari
                  Komite  Kota  untuk  memindahkan  seluruh  isi  Bagian  Ter-larang  ke  tempat
                  yang  lebih  aman.”

                         ”Lebih  aman?”  Av tertawa  kecil.  ”Mereka  bergurau.”

                         Av menoleh  ke arahku,  berpikir  cepat.  ”Apa  yang   kucemaskan  terjadi
                  lebih  cepat,  Nak.  Ini  serius.  Bola  salju  itu  telah  dige-lindingkan,  hanya
                  hitungan  menit,  eskalasinya  akan  membesar,  menyebar  ke  seluruh  kota.
                  Seribu  Pasukan  Bayangan  mendatangi  Perpustakaan  Sentral,  jelas  tidak
                  sedang  ingin  meminjam  buku.  Tamus  berada  di belakang  mereka.   Dia  telah
                  mencungkil  kem-bali  kejadian  seribu  tahun  lalu.  Dalam  setiap  pertikaian
                  besar  penguasa  Klan  Bulan,  salah  satu  yang  harus  dikuasai  segera  ada-lah
                  Bagian  Terlarang  perpustakaan  ini.”

                         Av  menoleh  lagi  ke  pintu  bulat,  berseru  tegas,  ”Aktifkan  se­luruh

                  sistem  keamanan  bagian  ini.  Segel  kembali  pintunya.   Jangan   izinkan   siapa
                  pun  masuk.  Jika  mereka  memaksa,  biarkan  saja  mereka  melintasi  lorong
                  depan  ruangan  ini.  Kita  lihat  se-berapa  pintar  pasukan  tersebut.”

                         Ibu separuh  baya  itu mengangguk,  bergegas  balik  kanan.

                         Av mengembuskan  napas  pelan,  tetap terlihat  tenang.  ”Nah,  sekarang,
                  apa  yang  harus  kalian  lakukan?  Aku  tidak  tahu,  Gadis  Kecil.  Semua  masih
                  gelap.  Tapi  sebagai  langkah  pertama,  segera  tinggalkan  perpustak aan.
                  Tempat  ini  akan  jadi  arena  pertempur-an  dan  aku   tidak  mau  kalian  berada
                  di sini.  Aku harus  me-masti-kan  seluruh  buku  dan  benda-benda  terlarang  ini
                  aman  sebelum  mengambil  langkah  berikutnya.”

                         Av  beranjak  ke  lemari  tua,  menarik  salah  satu  kotak  dari  ba-wah
                  lemari,  membawanya  ke atas meja.  Debu  tebal  beterbangan  saat tutup  kotak
                  dibuka.








                                                                            http://cariinformasi.com
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228