Page 222 - BUMI TERE LIYE
P. 222
TereLiye “Bumi” 219
Av menggeleng. ”Tidak ada yang bisa kita lakukan.”
Aku mengeluh, kecewa.
”Bagaimana kalau aku menghilangkan benda di dunia ini? Apakah dia
akan muncul di dunia kami?” Aku teringat sesuatu, memastikan.
”Tidak bisa. Kamu tidak bisa menghilangkan benda yang sudah hilang.
Benda itu hanya hilang sesaat lantas muncul lagi di tempat yang sama. Sudah
sifat di dunia ini, Klan Bayangan. Jika itu bisa dilakukan, Tamus dengan
mudah mengirim pasuk-annya ke Dunia Tanah. Dengan seluruh kekuatan
yang dia miliki, bahkan Tamus hanya bisa mengirim dirinya sendiri dan
beberapa orang. Kamu memerlukan sesuatu, entah itu benda, atau kekuatan
yang lebih besar agar bisa muncul di dunia kalian.”
”Lantas apa yang harus kami lakukan sekarang agar bisa pulang?” aku
bertanya, pertanyaan paling penting setelah pen-jelas-an panjang lebar
darinya.
Av terdiam. Dia mengusap rambutnya yang putih, berpikir.
Pintu bulat menuju Bagian Terlarang berderit didorong se-belum Av
bicara. Kami menoleh. Pintu itu terbuka. Ibu ber-usia separuh baya yang
menemui kami di ruangan depan per-pustakaan berdiri dengan wajah pucat
di bawah bingkai pintu.
”Ada apa?” Av berseru.
”Di luar ada yang memaksa masuk ke Bagian Terlarang,” suara ibu itu
bergetar.
”Suruh tunggu, aku akan menemui mereka sebentar lagi,” Av
menjawab tegas. Dia menoleh kepada kami, tersenyum. ”Dari dulu, selalu
saja ada yang memaksa masuk ke ruangan ini. Termasuk Ilo. Dia sudah lebih
dari tiga kali memaksa masuk, penasaran ingin tahu. Mereka kira ini
tempat pameran benda bersejarah atau bagian paling seru di sebuah
museum.”
http://cariinformasi.com