Page 292 - BUMI TERE LIYE
P. 292

TereLiye “Bumi” 289



                         ”Aku tidak  punya  ide bagaimana  dia  akan  melakukannya.  Tapi  jika   Av
                  benar-benar  tersudut,  dia  tidak  akan    memanjat    meng-guna-kan    lubang
                  kecil  di  belakang  lemari  untuk  kabur.  Dia  punya  cara  lain.  Percayalah,  Ra,
                  kakek  dari  kakek  kakekku  itu  baik-baik  saja.”

                         Aku  menelan        ludah.   Sebenarnya      aku  tidak  mengkhawatir kan
                  tambahan  Pasukan  Bayangan  itu.  Jika  hingga  malam  ini  mereka  tetap   tidak
                  bisa  memasuki  Bagian  Terlarang,  itu berarti  sistem  keamanan  dan  segel  yang
                  dibuat  Av kokoh  sekali.  Aku  khawatir   memikirkan  kemungkinan  bagaimana
                  kalau  Tamus  memutuskan  mengurus  sendiri  masalah  ini.  Saat  kami
                  berbicara  di perpustaka-an  tadi  siang,  Av terlihat  jeri  menyebut  nama  itu.


                         Lima  menit  lagi  kami  masih  menonton  televisi  yang  terus  menyiar kan
                  berita  tadi  siang.  Sesekali  disela  running  text yang  meng-umumkan  tentang
                  jam  malam,  limitasi  waktu,  dan  cara  be-pergian,  juga  imbauan  agar  seluruh
                  penduduk  kota  tetap tenang  dan  berada  di rumah  masing-masing.  Penguasa
                  baru  dan  Pasukan  Bayangan  akan  memastikan  situasi  kota  kembali  aman.
                  Ilo  akhir-nya  menekan  tombol  di  pergelangan  tangannya,  memati-kan
                  televisi.


                         ”Setidaknya  tidak  ada berita  tentang  pengejaran  kapsul   kereta  bawah
                  tanah.  Itu  berarti  belum  ada  yang  tahu  kalian  berada  di  kota  ini.”

                         Ilo  beranjak  bangkit.

                         Aku  mendongak.  ”Ilo,  kamu  mau  ke mana?”

                         ”Aku  mau  istirahat  dulu.  Mengemudikan  kapsul  amat  me­ngur as
                  tenaga.  Jika  kalian  memerlukan  sesuatu,  silakan  gunakan  apa  pun  yang  ada
                  di  rumah  ini,  atau  ketuk  pintu  kamar  kami.  Kalian  bebas  malam  ini.  Meski
                  aku  menyaran­kan  kalian  sebaik­nya  segera  masuk  kamar,   istirahat.”


                         Aku  mengangguk.

                         ”Selamat  malam,  anak­anak.”

                         Ilo  melangkah  naik  tangga,  meninggalkan  kami  bertiga.












                                                                            http://cariinformasi.com
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297