Page 294 - BUMI TERE LIYE
P. 294

TereLiye “Bumi” 291



                  tuliskan  kamus  bahasa  mereka  untukku.  Ajari  aku mengucapkannya.
                  Sisanya  aku akan  belajar  sendiri,  meng­hafalnya.”

                         Aku  menggeleng.  Aku  tidak  mau  jadi  guru  bahasa  Ali.  Enak  saja  dia
                  menyuruh-nyuruh.


                         ”Kalau  begitu,  kamu  memilih  untuk  menjadi  penerjemah  resmiku,  Ra.
                  Aku    akan     terus    menyikut      lengan,    menepuk       bahu,    me-mint am u
                  menerjemahkan  setiap  kalimat.  Tidak  sabaran.  Bila  perlu  memaksa.  Pilih
                  mana?”  Ali  nyengir  lebar.

                         Seli  tertawa  melihat  tampang  masamku.

                         ”Aku  janji,  Ra.  Sekali  kamu  menuliskan  kamus  untukku,  aku  akan
                  berhenti     mengganggumu          minta     diterjemahkan.       Bagaimana?”        Ali
                  membujukku.

                         Aku mengeluarkan  suara  puh  pelan.   Baiklah,   akan   kutuliskan  kamus
                  buat  si  genius  ini.  Meski  ini  aneh.  Sejak  kapan  dia  ter-tarik  belajar  bahasa
                  orang  lain?  Bukankah  di  sekolah  kami,  ja-ngan-kan  pelajaran  bahasa
                  Inggris,  pelajaran  bahasa  Indonesia   saja   wajahnya   langsung   kusut.


                         Setengah  jam  kemudian  aku  habiskan  untuk  menuliskan  padanan
                  kosakata  yang  dibuat  Ali.  Seli  juga  beringsut  mendekat.  Dia  ikut  melihat
                  kamus  yang  sedang  kami  kerjakan.  Dengan  cepat  kamus  itu  menjad i
                  berhalaman-halaman.  Ali terus mem-beri-kan  halaman  berisi  dafar  kosakat a
                  berikutnya.


                         Waktu  berlalu  dengan  cepat.  Perapian  di depan  kami  menyala   terang.
                  Suara  api  membakar  kayu  bakar  berkeretak  pelan.

                         Sesekali  Seli  tertawa  membaca  kosakata  yang  diminta  Ali.  ”Buat  apa
                  kamu  meminta  padanan  kata  ‘buang  air  besar’?”


                         Ali  mengangkat  bahu,  menjawab  pendek,  ”Itu  ter­masuk  kosa­kat a
                  penting.  Aku memerlukannya.”

                         Seli  tertawa  lagi.  ”Lantas  buat  apa  padanan  kata  ‘menyebal­kan’?
                  Jangan-jangan  akan  kamu  gunakan  khusus  untuk  Ra,  ya?  Kalau   Ra  sedang
                  me-nyebalkan?”







                                                                            http://cariinformasi.com
   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299