Page 165 - PDF Compressor
P. 165

Aku menegakkan duduk menunggu line apa lagi yang mau
                dipakainya  kali  ini  setelah  aku  melancarkan  seranganku  de-
                ngan foto tadi.
                  ”Lo tahu lagu Comfortable-nya John Mayer, kan?” suaranya
                terdengar  lebih  rendah  di  telepon.  ”Gue  akhirnya  tahu  apa
                makna lirik ’no make up, so perfect’ itu, babe.”
                  Panji tidak bisa melihat, tapi aku tersenyum.
                  Who’s playing who now, babe?
                  Pukul 05.45 pagi ini, ketika Ruly duduk di sebelahku me-
                nanti jawaban kenapa aku suka fotografi, yang kuingat adalah
                foto yang kukirim ke Panji tadi pagi.
                  ”Pernah  nonton  One  Hour  Photo-nya  Robin  Williams
                nggak?” kataku.
                  Ruly menggeleng.
                  ”Di film itu, Robin Williams memerankan tukang cuci foto   163
                di semacam K-Mart atau Wal-Mart gitu, gue lupa nama to-
                kohnya  siapa,  tapi  dia  bilang  begini:  nobody  takes  picture  of
                something they want to forget.” Aku menatap Ruly. ”Karena itu
                gue suka fotografi, Rul. Hidup ini udah susah. Tapi dengan
                kamera ini, gue bisa memilih mana yang mau gue ingat dan
                mana yang nggak.”
                  Dan  aku  ingin  banget  memotret  kamu  pagi  ini,  Ruly.
                Karena for once, kamu berada di sini di depanku, kita berada
                di  setting  paling  romantis  di  Bali  ini—you  know,  sunrise,
                private beach, and everything—tapi yang ada di kepalaku justru
                Panji.
                  Four years is finally enough.















        Isi-antologi.indd   163                                      7/29/2011   2:15:23 PM
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170