Page 170 - PDF Compressor
P. 170

gara unscheduled break ke Uluwatu tadi sore. Kenapa kecuali
               bule-bule  itu?  Karena  mereka  pasti  senang  bangetlah  diba-
               yarin  kantorku  buat  kerja  di  Bali  dan  diajak  nonton  kecak
               yang  sampai  kiamat  juga  nggak  bakal  ada  di  negaranya  itu.
               And me? Aku masih tersenyum karena paling nggak ada dua
               lusin perfect shots yang berhasil kuambil tadi sore.
                  Aku pernah baca Jerry Aurum ngomong begini di blog-nya:
               ”fotografi memperkenalkan ribuan hal baru: naik helikopter, meli-
               hat wanita telanjang, mengunjungi Bahama, menerbitkan buku,
               makan  konro  dengan  Wapres,  dirayu  sosialita,  melihat  sekolah
               miskin, tidur di jalan, dan banyak lagi.” Aku sih nggak sejauh
               itu kali, ya. Tidur di jalan? My dear skin God, apa jadinya ku-
               lit mulusku ini nanti? Tapi paling nggak, ketika pekerjaan ini
               menyiksa  seperti  hari  ini,  hal  sekecil  satu  foto  sempurna  di
               Uluwatu  tadi  bisa  menolong  supaya  wajahku  nggak  seperti
          168
               Ruly sekarang.
                  ”Kopi,  Rul?”  aku  menyentuh  bahunya  dan  menyodorkan
               secangkir kopi, setelah memastikan si ganteng itu nggak mem-
               bawa senjata tajam apa pun hehehe.
                  Ruly menoleh, tersenyum datar, menyambut uluran cangkir.
               ”Thanks ya.”
                  Aku  duduk  di  sebelahnya  dan  tersenyum  menggoda.
               ”Nggak usah kayak mau bunuh gue gitu dong mukanya.”
                  Funny now that Ruly is not colonializing my mind anymore,
               aku jadi lebih santai dan nggak perlu sok-sok anggun seper-
               ti—siapa lagi—Denise kalau berada di dekat dia. Dan si Ruly
               ini  kalau  diajak  ngobrol  nggak  penting  ternyata  lucu  juga
               orangnya,  bukan  diam  tanpa  ekspresi  seperti  stupa  berlagak
               sok cool seperti biasanya. Atau pasang tampang pengen ditam-
               par seperti sekarang.
                  ”Lo tuh ya, Key, nyusahin kita semua aja. You’re such a big








        Isi-antologi.indd   168                                      7/29/2011   2:15:23 PM
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175