Page 169 - PDF Compressor
P. 169
perlu dijawab. Nggak ngomong sama sekali, terpaku sama
kameranya, mengikuti setiap detik pertunjukan di depan kami
dengan khidmat. Yeah, sekhidmat kumandang lagu kebangsa-
an Star Spangled Banner sebelum setiap pertandingan
American football di ESPN.
Sampai akhirnya di tengah-tengah Hanoman meloncat-lon-
cat di sekeliling penonton, Keara kembali merangkul lengan
gue dan berbisik ke telinga gue, ”Gue tadi janji sama Jack,
sepulang dari sini kita semua dinner di hotel aja sambil lanjut
kerja lagi. That’s the deal, darling.”
Shit.
Keara
167
273 shots di Canon dan 69 shots di Leica. Bali memang selalu
photorgasmic. Ada puluhan shots yang sempat aku ambil di
tepi pantai Uluwatu, tapi yang paling dahsyat justru pas per-
tunjukan kecak. Udah serasa jadi fotografer majalah National
Geographic Traveler aja, cuma kurang celana kargo ama boots
doang. Tapi aku yakin tak satu pun fotografer NG yang pu-
nya asisten keren selevel AVP seperti Bapak Ruly Walantaga
ini, yang rela menggotong tas kameraku ke mana-mana.
Sekarang, jam sebelas malam, Bapak Ruly Walantaga du-
duk memasang tampang bete di sudut ruangan, berkutat de-
ngan laptopnya sambil sesekali ngobrol serius dengan Tim,
bule partner Wymann Parrish yang satu lagi, yang duduk di
sebelahnya. Mungkin di dalam kepala orang satu ruangan
ini—kecuali para bule Wymann Parrish—sedang merencana-
kan pembunuhanku sekarang, secara dengan suksesnya yours
truly here membuat kami semua lembur sampai mampus gara-
Isi-antologi.indd 167 7/29/2011 2:15:23 PM