Page 162 - PDF Compressor
P. 162
memang nggak pernah mengenal dalam dirinya. Setiap yang
dia tunjukkan belakangan ini entah kenapa selalu jadi kejutan
buat gue. The nerd side, the good-with-kids part, and this part
right here.
Please surprise me again, Key, karena saat ini, di minggu
brengsek dipaksa kerja di pulau yang cuma pantas buat libur-
an ini, hiburan satu-satunya di hidup gue yang super membo-
sankan ini adalah mengenal lo dan segala kejutan-kejutan lo
itu.
K e a r a
Tuhan lagi baik kayaknya. Setelah dua hari menunggu sunrise
di pantai ini sejak setengah enam pagi dan sia-sia karena sela-
160
lu hujan, pagi ini sunrise-nya sempurna banget. Semburat
oranye dan ungu yang luar biasa indah memantul di air, dan
semuanya berhasil tertangkap kameraku. Not to mention this
guy sitting next to me right now, yang tadi dengan indahnya
sedang jogging di pantai ini. Ganteng-ganteng atletis gitu ber-
mandikan peluh dengan celana pendek dan T-shirt Brown
abu-abunya. Hahaha, fisik banget, ya. What can I say, it’s my
weakness.
But I can’t help wondering, Rul, what is your weakness? De-
ngan aku dan bikiniku subuh-subuh begini sendirian di
private beach ini, ini bukan termasuk kelemahan kamu ya?
Every man wants this. This being me. Bahkan terakhir kali aku
di Bali dengan si Harris, dia saja... crap, kenapa aku harus
menyebut-nyebut nama si keparat itu lagi?
But seriously, Rul, waktu itu aku sedang sunbathing seperti
ini di Ayana waktu si Harris tiba-tiba menghampiri, menatap-
Isi-antologi.indd 160 7/29/2011 2:15:22 PM